TUGAS
QUIZ I MATA KULIAH
MANAJEMEN
PEMASARAN II
DosenPengampu :
H. M.A
WihermanaRustaman, S.E, M.Si
DI SUSUN OLEH :
NAMA :
ANANG KUSMAWAN
NIM
: 1210002
PROD I : MANAJEMEN IV/B
SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI LATIFAH MUBAROKIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA
2014/2015
SOAL
DAN JAWABAN
1.
Apa karakteristik
produk dan bagaimana pemasar mengklasifikasikan produk?
Jawaban:
Produk
menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Produk
dibedakan menjadi dua jenis, ada produk yang berbentuk barang ada pula yang
berbenyuk jasa. Kedua jenis produk ini tentu memiliki karakteristik yang
berbeda.
Menurut
Kotler terdapat 4 karakteristik yang
dimiliki oleh jasa, yaitu:
1.
Tidak berwujud
(intangibility)
Jasa
adalah sesuatu yang tidak berwujud. Tidak seperti produk fisik, jasa tidak
dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Misalnya
seseorang yang menjalani “perawatan kesehatan” tidak dapat melihat hasilnya
sebelum membeli jasa tersebut. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan
mencari tanda atau bukti dari mutu jasa tersebut. Konsumen akan mengambil
kesimpulan mengenai mutu jasa tersebut dari tempat, orang, peralatan, alat
komunikasi, dan harga yang mereka lihat.
2.
Tidak dapat dipisahkan
(inseparability)
Jasa
umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan,
sehingga mutu dari suatu jasa terjadi pada saat pemberian jasa. Interaksi yang
terjadi antara penyedia jasa dan konsumen sangat mempengaruhi mutu dari jasa
yang diberikan. Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh penyedia
jasa untuk menjaga mutu pelayanannya yaitu:
a)
Bekerja dengan kelompok
yang lebih besar, jadi pelayanan yang biasanya diberikan orang per orang
sekarang langsung beberapa orang.
b)
Bekerja lebih cepat.
c)
Melatih lebih banyak
karyawan dan membina keyakinan pada diri konsumen.
3.
Keragaman (variability)
Jasa
sangat beragam, artinya memiliki banyak variasi jenis dan kualitas tergantung
pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut disediakan. Para pemakai jasa
sangat peduli dengan keragaman yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta
pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih. Untuk menjaga mutu
pelayanan dapat dilakukan melalui:
a)
Investasi dalam seleksi
dan pelatihan personalia yang baik.
b)
Melakukan standardisasi
terhadap proses kinerja di seluruh organisasi tersebut.
c)
Memonitor kepuasan konsumen
baik melalui sistem pesan dan kesan, survei konsumen, dan sebagainya.
4.
Tidak tahan lama
(perishability)
Jasa
tidak dapat disimpan karena sifatnya yang tidak berwujud fisik. Ini tidak
menjadi masalah bila permintaannya stabil karena mudah untuk melakukan
persiapan pelayanan sebelumya. Tetapi jika permintaan berfluktuasi maka akan
menimbulkan masalah.
Klasifikasi Produk
Banyak
klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat
yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1.
Berdasarkan wujudnya,
produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:
a.
Barang
Barang
merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh,
dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b.
Jasa
Jasa
merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan,
hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai
berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan
oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak
dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2.
Berdasarkan aspek daya
tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a.
Barang tidak tahan lama
(nondurable goods)
Barang
tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam
satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam
kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi,
minuman kaleng dan sebagainya.
b.
Barang tahan lama
(durable goods)
Barang
tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan
banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun
lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3.
Berdasarkan tujuan
konsumsi yaitudidasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu
dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a.
Barang konsumsi
(consumer’s goods)
Barang
konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui
pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b.
Barang industri
(industrial’s goods)
Barang
industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih
lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari
barang industri diperjual belikan kembali.
2.
Bagaimana perusahaan
dapat mendifferensiasikan produk?
Jawaban
:
Agar
dapat dijadikan merek, produk harus didiferensiasikan. Produk fisik mempunyai
potensi deferensiasi yang beragam. Pada salah satu titik ekstrim, kita menemukan
produk yang memerlukan sedikit variasi. Banyak produk dapat didiferensiasikan
berdasarkan bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk.
Perhatian
dari berbagai bentuk dapat diambil oleh produk. Contohnya adalah aspirin,
Meskipun pada dasarnya aspirin adalah komoditas, aspirin dapat
didiferensiasikan berdasarkan jumlah dosis, bentuk, warna, lapisan, atau waktu
kerjanya. Dalam diferensiasi produk biasnya, produk ditawarkan berdasarkan :
a.
Fitur.
Perusahaan
dapat mengindentifikasi dan memilih fitu baru yang tepat dengan mensurvei
pembeli terbaru dan dan kemudian menghitung perbandingan nilai pelanggan dengan
biaya perusahaan untuk setiap fitur potensial.
b.
Penyesuaian.
Pemasar
dapat mendiferensiasikan produk dengan menyesuaikan produk tersebut dengan
keinginan perorangan.
c.
Kualitas kinerja.
d.
Kualitas kesesuaian.
e.
Ketahanan.
f.
Keandalan.
g.
Perbaikan.
h.
Gaya.
3.
Bagaiman perusahaan
dapat membangun dan mengelola bauran produk dan lini produk?
Jawaban
:
Setiap
produk dapat dihubungkan dengan produk lain untuk memastikan bahwa perusahaan
menawarkan dan memasarkan kumpulan produk yang optimal.
a.
Hirarki produk.
Hirarki
produk membentang dari kebutuhan dasar sampai barang tertentu yang memuaskan
kebutuhan tersebut. Kita dapat mengindentifikasi enem tingkat hirarki produk
dengan mengunakan asuransi jiwa, misalnya :
v Keluarga
kebutuhan ( need family)
v Keluarga
produk (product family)
v Kelas
produk (product class)
v Lini
produk (product line)
v Jenis
produk (product type)
v Barang
(item)
b.
Sistem dan bauran
produk.
Sistem
produk (product system) adalah kelompok barang yang berbeda tetapi berhubungan
dan berfungsi dengan cara yang kompatibel. Misalnya lini produk pinter dan
telepon genggam palmone dilengkapi denganproduk yang dapat dipasang termasuk
hendset, kamera, keyboard, proyetor presentasi, pemutar MP3, dan perekam suara.
Bauran
produk (product mix) disebut juga pilihan produk (product assortment) adalah
kumpulan semua produk dan barang yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual
tertentu. Bauran produk perusahaan memiliki :
v Lebar,
bauran produk mengacu pada berapa banyak lini produk berbeda yang dijual
perusahaan.
v Panjang,
bauran produk mengacu pada jumlah total produk dalam bauran.
v Kedalaman,
bauran produk mengacu pada banyaknya varian yang ditawarkan masing-masing
produk dalam lini.
v Konsistensi,
bauran produk mengacu pada seberapa dekat hubungan dari berbagai lini produk
pada pengguna akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi, atau dengan cara
lain.
c.
Analisis lini produk.
Dalam
menawarkan lini produk, perusahaan biasanya mengembangkan kerangka dasar dan
modul yang dapat ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berbeda,
sehingga harus memahami profil pasar setiap lini produk pada :
v Penjualan
dan laba.
v Profil
pasar.
d.
Panjang lini produk.
Salah
satu tujuan perusahaan mempengaruhi panjang lini produk, adalah menciptakan
lini produk untuk mendorong penjualan ke atas. Perusahaan memperpanjang lini
produknya dengan dua cara :
v Perpanjangan
lini (line stretching), terjadi ketika perusahaan memperpanjang lini produknya
di luar kisarannya saat ini, bisa ke bawah pasar, ke atas pasar, dan
kedua-duanya.
v Pengisian
lini, perusahaan juga dapat memperpanjang lini produknya dengan menambahkan
lebih banyak barang dalam kisaran saat ini.
e.
Menetapkan harga bauran
produk.
Perusahaan
mencari sekumpulan harga yang memaksimalkan laba keseluruhan bauran. Penetapan
harga itu sulit karena berbagai produk mempunyai permintaan dan biaya yang
saling terkait dan terpapar pada berbagai tingkat persaingan. Kita dapat
membedakan enam situasi yang membutuhkan penetapan harga bauran produk :
v Penetapan
harga lini produk
v Penetapan
harga fitur opsional
v Penetapan
harga produk terikat
v Penetapan
harga dua bagian
v Penetapan
harga produk sampingan
v Penetapan
harga paket produk
4.
Bagaimana perusahaan
dapat menggabungkan produk dan menciptakan co – brand ( merek bersama ) atau
merek bahan ( ingredient brand ) yang kuat?
Jawaban
:
v Co-Branding
Pasar, sering menggabungkan produk mereka dengan produk dari perusahaan lain
denga berbagai cara. Dalam Co-branding (penetapan merek bersama) disebutka juga
penetapan atau penetapan merek gabungan.Kelebihannya adalah, bahwa sebuah
produk dapat diposisikan secara menyakinkan melalui kelebihan berbagai merek
lainnya.Kekurangannya adalah resiko dan kurangnya kendali untuk terhubung
dengan merek lain dalam pikiran konsumen.
v Penetapan
merek bahan baku (inggredien branding), adalah kasus khusus dalam co-branding.
5.
Bagaimana perusahaan
dapat menggunakan pengemasa, pelabelan, jaminan dan garansi sebagai alat
pemasaran?
Jawaban
:
Sebagian
besar produk fisik harus dikemas dan diberi lebel. Banyak pemasar menyebut
pengemasan (packaging) sebagai P ke-lima, beserta harga (price), produk
(product), tempat (place), dan promosi (promotion). Meskipun demikian, sebagian
besar pemasar memerlukan pengemasan dan pelebelan sebagai elemen strategi
produk. Jaminan dan garansi juga dapat menjadi bagian penting strategi produk,
yang sering tampil dalam kemasan.
a.
Pengemasan.
Pengemasan
(packaging) disifinisikan sebagai semua kegiatan menrancang dan memproduksi
wadak untuk sebuah produk. Kemasan dapat mencapai sampai tiga tingkat bahan.
Misanya sebuah produk dikemas dalam botol (kemasan primer), botol diletakkan
dalam kotak kerdus (kemasan sekunder), di dalam kardus yang bergelombang
(kemasan pengiriman) yang berisi enam lusin.
Kemasan
yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama yang dihadapi oleh pembeli dan mampu
menarik atau menyingkirkan pembeli. Kemasan juga mempengaruhi pengalaman produk
konsumen dikemudian hari. Beberapa factor mempeunyai kontribusi terhadap
semakin banyaknya penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran.
Dari
perspektif perusahaan dan konsumen, kemasan harus mencapai sejumlah tujuan :
v Menindentifikasi
merek.
v Mengekspresikan
informs deskriftif dan persuasive.
v Memfasilitasi
transportasi dan perlindungan produk.
v Membantu
penyimpanan di rumah.
v Membantu
konsumsi produk.
b.
Pelebelan.
Lebel
bisa berupa gantungan sederhana yang ditempelkan pada produk, atau gambar yang
dirancang secara rumit dan menjadi bagian dari kemasan. Lebel bisa membawa
merek saja, atau sejumlah besar informasi. Bahkan jika penjual memilih lebel
sederhana, hukum mungkin mensyaratkan lebih banyak. Lebel melaksanakan beberapa
fungsi :
v Lebel
mengindentifikasi produk atau merek.
v Lebel
dapat mempromosikan produk melalui grafis yang menarik. Teknologi baru
memungkinkan lebel dibungkus-susutkan 360 derajat untuk membungkus wadah dengan
grafis yang terang dan mengakomodasi informasi produk yang lebih banyak pada konsumen,
mengganti lebel kertas yang dilekatkan pada kaleng dan botol.
b.
Jaminan dan Garansi.
Semua
penjual bertanggung jawab secara hokum untuk memenuhi harapan normal atau
rasional pembeli. Jaminan (warrenties) adalah pernyataan resmi kinerja produk
yang diharapkan oleh produsen. Produk dengan jaminan dapat dikembalikan kepada
produsen atau dibawa ke pusat perbaikan untuk diperbaiki, diganti, atau
dikembalikan uangnya. Baik tertulis maupun tersirat, jaminan tunduk pada hokum.
6.
Bagaimana kita
mendefinisikan dan mengklasifikasikan jasa, serta beda jasa dengan barang?
Jawaban
:
Pengertian jasa
Menurut
Djaslim Saladin (2004:134) pengertian jasa adalah “Jasa adalah setiap kegiatan
atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya
tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses
produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk
fisik.”
Klasifikasi jasa
Agar
dapat membedakan dengan jelas tentang jasa maka jasa harus diklasifikasikan.
Menurut
Lovelock dalam Tjiptono (2007:26-28) klasifikasi jasa dapat dilakukan
berdasarkan tujuh kriteria, antara lain:
1.
Segmen pasar
Berdasarkan
segmen pasar dapat dibedakan menjadi jasa kepada konsumen akhir (misalnya
taksi, Asuransi jiwa, dan pendidikan) dan jasa kepada konsumen organisasional
(misalnya jasa akuntansi dan perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan
konsultasi hukum).
2.
Tingkat keberwujudan
Berdasarkan
kriteria ini dapat dibedakan Rented good service, owned goods service, dan non
goods service.
3.
Keterampilan penyedia
jasa
Berdasarkan
ketrampilan penyedia jasa dapat dibedakan menjadi proffesional service (misal
konsultan manajemen, konsultan hukum, dokter, perawat dan arsitek) dan non
profesional service (misal supir taksi, dan penjaga malam).
4.
Tujuan organisasi jasa
Berdasarkan
tujuan organisasi jasa dapat dibedakan menjadi commercial service, provit
service, dan non profit service.
5.
Regulasi
Dari
aspek ini jasa dapat dikelompokkan menjadi regulated service, dan non regulated
service.
6.
Tingkat intensitas karyawan
Dapat
dibedakan equipment based service
(seperti cuci mobil, sambungan telepon, ATM dan binatu) people based
service (pelatih sepak bola, satpam, jasa akuntansi, dan konsultasi hukum).
7.
Tingkat kontak penyedia
jasa dan langganan
High-contact
(seperti universitas, bank, dokter, pegadaian); low contact service (misalkan
bioskop).
Perbedaan barang dan
jasa
Barang
adalah benda-benda berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya kebutuhan atau menghasilkan benda lain yang akan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Contoh barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat adalah beras, minuman, buku. Sedangkan contoh barang yang digunakan
untuk menghasilkan barang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah
mesin-mesin, peralatan, bangunan pabrik. Barang-barang tersebut merupakan
contoh barang berwujud. Disamping itu ada pula barang yang tak berwujud seperti
udara dan matahari.
Jasa,
tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karenan tidak berwujud, tetapi
dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa
ialahjasa perbankkan, jasa bengkel, jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan
oleh guru.
7.
Bagaiman kita
memasarkan jasa?
Jawaban
:
Untuk
menghasilkan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan optimal.
Berikut kami berikan strategi tepat pemasaran jasa yang dapat dicoba :
a.
Berikan pelayanan
secara efisien. Dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat sesuai dengan
harapan konsumen, secara tidak langsung mampu mempengaruhi konsumen untuk
kembali lagi menggunakan jasa yang kita tawarkan. Karena biasanya konsumen
tidak suka jika menunggu terlalu lama pelayanan yang mereka harapkan.
b.
Dalam menjalankan
pemasaran jasa, adanya peran karyawan yang menangani konsumen dengan baik
merupakan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Karena kinerja karyawan
menentukan citra perusahaan jasa.
c.
Disamping itu, tinggi
rendahnya harga yang ditawarkan pelaku bisnis jasa sebaiknya di sesuaikan
dengan besar kecilnya manfaat yang diperoleh konsumen dari produk jasa yang
kita tawarkan. Semakin besar manfaat atau nilai yang dirasakan konsumen,
semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan konsumen.
d.
Gunakan perkembangan
teknologi serta inovasi untuk menghasilkan produk jasa yang mampu memberikan
solusi terbaik bagi para konsumen. Karena semakin canggih teknologi yang
digunakan, semakin cepat pula pelayanan yang diberikan untuk konsumen.
e.
Sesuaikan budaya yang
berkembang saat ini. Karena peluang pasar bisnis jasa juga dipengaruhi dengan
budaya yang berkembang saat ini.
8.
Bagaimana kita
meningkatkan kualitas jasa?
Jawaban
:
Meningkatkan
kualitas jasa tidaklah semudah yang dibayangkan. Banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan. Upaya tersebut juga berdampak luas, yaitu terhadap budaya
organisasi secara keseluruhan. Di antara berbagai faktor yang perlu mendapatkan
perhatian adalah :
1.
Mengidentifikasi
determinan utama kualitas jasa.
Setiap
perusahaan jasa perlu berupaya memberikan kualitas yang terbaik kepada
pelanggannya. Untuk itu dibutuhkan identifikasi determi-nan utama kualitas jasa
dari sudut pandang pelanggan. Oleh karena itu langkah pertama yang dilakukan
adalah melakukan riset untuk meng-identifikasi determinan jasa yang paling
penting bagi pasar sasaran. Langkah berikutnya adalah memperkirakan penilaian
yang diberikan pasar sasaran terhadap perusahaan dan pesaing berdasarkan
determinan-determinan tersebut. Dengan demikian dapat diketahui posisi relatif
per-usahaan di mata pelanggan dibandingkan para pesaing, sehingga perusahaan
dapat memfokuskan upaya peningkatan kualitasnya pada determinan-determinan
tersebut. Namun perusahaan perlu memantau setiap determinan sepanjang waktu,
karena sangat mungkin prioritas pasar mengalami perubahan.
2.
Mengelola harapan
pelanggan.
Tidak
jarang suatu perusahaan berusaha melebih-lebihkan pesan komunikasinya kepada
pelanggan dengan maksud agar mereka terpikat. Hal seperti dapat menjadi
‘bumerang’ bagi perusahaan. Semakin banyak janji yang diberikan, maka semakin
besar pula harapan pelanggan (bah¬kan bisa menjurus menjadi tidak realistis)
yang pada gilirannya akan menambah peluang tidak dapat terpenuhinya harapan
pelanggan oleh perusahaan. Untuk itu ada satu hal yang dapat dijaclikan
pedoman, yaitu “Jangan janjikan apa yang tidak bisa diberikan, tetapi berikan
!drat dari yang dijanjikan”.
3.
Mengelola bukti
kualitas jasa yang bertujuan untuk memperkuat persepsi pelanggan selama dan sesudah jasa diberikan.
Pengelolaan
bukti kualitas jasa bertujuan untuk memperkuat persepsi pelanggan selama clan
sesudah jasa diberikan. Oleh karena jasa merupakan kinerja dan tidak dapat
dirasakan sebagaimana halnya barang, maka pelanggan cenderung memperhatikan
fakta-fakta tangibles yang berkaitan dengan jasa sebagai bukti kualitas. Dari
sudut pandang perusahaan jasa, bukti kualitas meliputi segala sesuatu yang
dipandang konsumen sebagai indikator ‘seperti apa jasa yang akan diberikan’
(pre-service expectation) dan ‘seperti apa jasa yang telah diterima’
(post-service evaluation). Bukti- bukti kualitas jasa bisa berupa fasilitas
fisik jasa (seperti gedung, kendaraan, clan sebagainya), penampilan pemberi
jasa, perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk memberikan jasa, laporan keuangan,
dan logo perusahaan. Selain itu berbagai faktor seperti musik, warna, aroma,
temperatur, lokasi gedung, tataletak jasa, dan atmosfir (situasi dan kondisi
transaksi) dapat pula menciptakan persepsi tertentu terhadap perusahaan jasa.
4.
Mendidik konsumen
tentang jasa (membantu pelanggan dalam memahami
suatu jasa).
Membantu
pelanggan dalam memahami suatu jasa- merupakan upaya yang sangat positif dalam
rangka menyampaikan kualitas jasa. Pelanggan yang lebih ‘terdidik’ akan dapat
mengambil keputusan secara lebih baik. Oleh karenanya kepuasan mereka dapat
tercipta lebih tinggi. Upaya mendidik konsumen dapat dilakukan dalam bentuk:
·
Perusahaan mendidik
pelanggannya untuk melakukan sendiri jasa/ pelayanan tertentu, misalnya mengisi
blanko/formulir pendafta ran, mengangkut barang belanjaan sendiri, dan
lain-lain,
·
Perusahaan membantu
pelanggan mengetahui kapan menggunakan suatu jasa dan memanfaatkan periode
biasa (bukan puncak),
·
Perusahaan mendidik
pelanggannya mengenai cara menggunakan jasa.
·
Perusahaan dapat pula
meningkatkan persepsi terhadap kualitas dengan cara menjelaskan kepada
pelanggan alasan-alasan yang men¬dasari suatu kebijaksanaan yang bisa
mengecewakan mereka.
5.
Mengembangkan budaya
kualitas.
Budaya
kualitas merupakan sistem nilai organisasi yang menghasil-kan lingkungan. yang
kondusif bagi pembentukan dan penyempurnaan kualitas secara terus-menerus.
Budaya kualitas terdiri dart filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai, tradisi,
prosedur, dan harapan yang meningkatkan kualitas. Agar dapat tercipta budaya
kualitas yang baik, dibutuhkan komitmen menyeluruh pada seluruh anggota
organisasi. Ada beberapa faktor yang dapat memperlancar dan sekaligus dapat
pula menghambat pengembangan jasa yang berkualitas, yaitu:
a.
Manusia, misalnya
deskripsi kerja, seleksi, pelatihan, imbalan/gaji, jalur karir.
b.
Organisasi/struktur,
meliputi integrasi/koordinasi fungsi-fungsi dan struktur pelaporan.
c.
Pengukuran, yaitu
evaluasi kinerja dan pemantauan keluhan dan kepuasan pelanggan.
d.
Pendukung sistem, yakni
faktor teknis, komputer, database.
e.
Pelayanan, meliputi
nilai tambah, rentang dan kualitas, standar kinerja, pemuasan kebutuhan dan
harapan.
f.
Program, meliputi
pengelolaan keluhan, alat-alat penjualan/ pro¬mosi, alat-alat manajemen.
g.
Komunikasi internal,
terdiri atas prosedur dan kebijalcsanaan, umpan balik dalam organisasi.
h.
Komunikasi ekstemal,
yakni pendidikan pelanggan (customer educa-tion), penciptaan harapan, citra
(image) perusahaan.
6.
Menciptakan Automating
Quality.
7.
Menindaklanjuti jasa
dalam membantu memisahkan aspek-aspek jasa yang
perlu ditingkatkan.
8.
Mengembangkan Sistem
Informasi Kualitas Jasa.
9.
Bagaimana pemasar jasa
menciptakan merek yang kuat?
Jawaban
:
Dengan
cara menyusun strategi merek jasa Penyusunan strategi merek jasa memerlukan
perhatian khusus atas pemilihan unsur merek, penetapan dimensi citra (image),
dan perancangan strategi pemerekan.
a.
Pemilihan unsur merek.
Ingatan
atas merek menjadi penentu keberhasilan penjualan. Pada kasus ini, nama merek
yang mudah diingat menjadi sangat penting. Unsur merek lain – logo, simbol,
karakter dan slogan juga mampu membangun kesadaran akan merek dan citra merek.
Karena produk fisiknya tidak muncul, fasilitas fisik (rancangan lingkungan,
tempat penerimaan tamu, baju seragam, materi bangunan) menjadi sangat penting.
b.
Penetapandimensicitra
(image)
Asosiasi
atas organisasi cenderung menjadi asosiasi merek yang sangat penting. Salah
satu asosiasi yang sangat penting ialah kredibilitas dan persepsi kepakaran,
kemampuan dipercaya, dan kepantasan untuk disukai.
c.
Perancangan strategi pemerekan
Jasa
juga harus memikirkan penyusunan hierarki merek dan portofolio merek yang
memungkinkan positioning dan pembidikan sejumlah segmen pasar yang
berbeda-beda. Hilton Hotels memiliki portofolio merek yang meliputi Hilton
Garden Inns yang membidik para pelancong bisnis yang berkantong tipis.
10.
Bagaiman pemasar barang
meningkatkan jasa/layanan dukungan pelanggan?
Jawaban
:
Cara
pemasar barang meningkatkan jasa/layanan dukungan pelanggan, yaitu:
a.
Berikan pelayanan
secara efisien. Dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat sesuai dengan
harapan konsumen, secara tidak langsung mampu mempengaruhi konsumen untuk
kembali lagi menggunakan jasa yang kita tawarkan. Karena biasanya konsumen
tidak suka jika menunggu terlalu lama pelayanan yang mereka harapkan.
b.
Dalam menjalankan
pemasaran jasa, adanya peran karyawan yang menangani konsumen dengan baik
merupakan daya tarik tersendiri bagi para konsumen.
c.
Disampingi tu, tinggi
rendahnya harga yang ditawarkan pelaku bisnis jasa sebaiknya di sesuaikan
dengan besar kecilnya manfaat yang diperoleh konsumen dari produk jasa yang
kita tawarkan. Semakin besar manfaat atau nilai yang dirasakan konsumen,
semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan konsumen.
d.
Gunakan perkembangan
teknologi serta inovasi untuk menghasilkan produk jasa yang mampu memberikan
solusi terbaik bagi para konsumen. Karena semakin canggih teknologi yang
digunakan, semakin cepat pula pelayanan yang diberikan untuk konsumen.
e.
Sesuaikan budaya yang
berkembang saat ini. Karena peluang pasar bisnis jasa juga dipengaruhi dengan
budaya yang berkembang saat ini.
NILAI 90
No comments:
Post a Comment