Followers

Saturday, 2 January 2016

EKONOMI KERAKYATAN TUGAS



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) adalah salah satu kampung yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di wilayah tropis seperti Indonesia. Tanaman aren bisa tumbuh pada segala macam kondisi tanah, baik tanah berlempung, berkapur maupun berpasir. Namun pohon aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi. Di Indonesia, tanaman aren dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada tanah yang memiliki ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 250celcius. Di luar itu, pohon aren masih dapat tumbuh namun kurang optimal dalam berproduksi.
Pohon aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena hampir semua bagiannya dapat memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat dibuat kolang-kaling yang digemari oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Daunnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan tangan dan bisa juga sebagai atap, sedangkan akarnya dapat dijadikan bahan obat-obatan. Dari batangnya dapat diperoleh ijuk dan lidi yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, batang usia muda dapat diambil sagunya, sedangkan pada usia tua dapat dipakai sebagai bahan furnitur. Namun dari semua produk aren, nira aren yang berasal dari lengan bunga jantan sebagai bahan untuk produksi gula aren adalah yang paling besar nilai ekonomisnya. Dalam gambar pohon industri, berikut adalah beberapa produk turunan dari aren yang berpotensi untuk dikembangkan.

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan beberapa masalah yaitu:
a)      Tanaman Aren
b)      Gula aren tradisional
c)      Proses pembuatan gula merah sudah selesai





1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a)      Untuk mengetahui cara pembuatan gula merah?
b)      Untuk mengetahui gula aren tradisional?
c)      Untuk mengetahui proses pembuatan gula merah yang sudah selesai?

1.4  Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
a)      Bagi penulis dapat menciptakan kreativitas dalam penulisan karya ilmiah dan menabahkan wawasan.
b)      Bagi penulisi dan masyarakat dapat mengetahui tentang gambaran dan cara proses pembuatan gula aren.



























BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Tanaman Aren
Tanaman Aren (Arenga pinnata) punya banyak kegunaan, persis pohon kelapa. Dengan masa tanam hingga berbuah selama 8-10 tahun, pada setiap pohon aren jantan dapat menghasilkan nira sebanyak 15 liter, dimana 10 liternya bisa menjadi 1 kg gula aren. Tidak berhenti sampai disitu, sebagaimana tanaman singkong, sorgum, ubi jalar, jagung, dan jarak pagar, nira aren dapat menjadi 1.3 liter bioethanol. Tentu kita tahu bahwa bioethanol adalah salah satu jenis bahan bakar /sumber energi terbarukan. Pohon Aren selain gunanya sebagai bahan bakar, kandungan gizi gula aren ternyata juga cukup baik. Dibandingkan gula tebu, gula aren memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah yaitu sebesar 35 sedangkan pada gula pasir indeks glikemiknya sebesar 58.
Sebagai informasi, Indeks Glisemik (Glychemic Index) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan kadar gula darahnya, skala yang digunakan adalah 0-100. Indeks glikemik disebut rendah jika berada di skala kurang dari 50, indeks glikemik sedang jika nilainya 50-70 dan indeks glikemik tinggi jika angkanya di atas 70.
Para ahli mengungkapkan nilai indeks glikemik yang lebih rendah ini membuat gula aren lebih aman dikonsumsi dan tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang signifikan, sehingga bisa membahayakan tubuh terutama bagi penderita diabetes. Serta semakin gelap warna gula, maka kadar nutrisinya cenderung lebih banyak.
Selain kandungan gulanya yang lebih sedikit, gula aren juga diketahui mengandung senyawa-senyawa lain yang bermanfaat seperti thiamine, riboflavin, asam askorbat, protein dan juga vitamin C. Bahkan ada yang  menjamin bahwa tanaman aren dapat mengobati batu ginjal, sariawan, dan ruam kulit. Adapun komposisi senyawa-senyawa tsb dalam setiap 100 gram gula aren, saya belum menemukannya di artikel yang saya baca. Lain kali, tulisan ini akan saya perbarui agar lebih lengkap. 
2.2  Gula Aren Tradisional
Pada umumnya masyarakat desa nanggewer memproduksi gula merah, mungkin ini adalah suatu produktifitasnya masyarakat desa nanggewer. Desa nanggewer merupakan salah satu desa penghasil gula merah terbanyak, tengkulak gula merah dari berbagai daerah seperti ciawi, pagerageung, pamoyanan, dan lainnya semua berdatangan ke desa nanggewer untuk membeli gula merah.
Disini saya akan sedikit menerangkan bagaimana cara membuat gula merah ala desa nanggewer. sebelum kita memulai membuat gula merah, kita harus mengerti istilah-istilah dan alat yang akan di gunakan dalam membuat gula merah ala desa nanggewer, diantranya seperti:
a)      Wajan (Tempat untuk memasak gula merah).
b)      Kebuk (Alat yang terbuat dari kayu untuk mengaduk gula merah).
c)      Etok-etok (Alat yang terbuat dari batok kelapa untuk menuangkan gula yang sudah  matang,tapi belum kering ke dalam cetakan gula merah).
d)     Papan cetakan (Untuk mencetak gula merah).
e)      Plastik (Untuk melapisi catekan supaya tidak nempel ke cetakan)
6.Saringan (Untuk menyaring sajeng/nira yang akan di masak).
f)       Kayu bakar (Untuk masak).
g)      Air sajeng/nira (Bahan baku gula merah).
h)      Pawon (Tempat untuk meletakan wajan dan nyalanya api).
i)        Semengka (Proses sajeng/nira muali matang dan jadi gula).
j)        Kitit (Proses mengentalkan sajeng/nira yang sudah matang).


Semua peralatan dan istilah-istilah sudah di mengerti dan sudah tersedia, semua peralatan dan bahan sekarang baru mulai proses membuat gula merah ala desa nanggewer.
a)      Nyalakan dulu kayu bakar, kalo sudah nyala diamkan saja dulu.
b)      Letakan wajan di atas pawon, lalu,
c)      Persiapkan sajeng/nira untuk di masukan ke dalam wajan dan jangan lupa di saring terlebih dahulu.
d)     Sajeng/nira di masak sampai mendidih dan sampai semengka.
e)      Setelah semengka bahan gula merah itu di kasih ampas kelapa,kalo tidak ada ampas boleh di kasih minyak goreng sedikit.gunanya untuk membantu mempercepat pengentalan sajeng/nira.
f)       Selama sajeng/nira itu semengka,harus di aduk terus menerus sampai sajeng itu matang.

Sajeng yang sudah matang dan bisa di turunkan dari pawon ciri cirinya :
a)      Gelembung gelembung sajeng mulai sedikit/jarang.
b)      Warna sajeng kuning ke coklat coklatan.
c)      Sajeng sudah  mulai kekel/kental
d)     Setelah sajeng itu matang,di aduk terus dan di kitit,sambil di kitit tepi wajan di kasih gula pasir sedikit,gunanya untuk tular supaya gulanya cepat kering.
e)      Setelah itu baru gula itu di cetak menggunakan cetakan,cetakan ini biasanya ada yang menggunakan potongan bambu yang kecil lubangnya sesuai kinginan,ada juga yang menggunakan papan yang di bikin cowakan cowakan seperti mangkok,tapi kalo yang ini harus di dasari dengan plasti supaya dalam pengambilan waktu gula sudah kering mudah.
f)       Setelah gula sudah di cetak di diamkan beberapa menit,kalo gula itu sudah keras baru gula itu di lepas dari cetakan.
g)      Proses pendinginan,sebelum gula merah di simpan terlebih dahulu gula merah itu di dinginkan,supaya dalam penyimpanan tidak leleh/lembek.


2.3  Proses Pembuatan Gula Merah ala Desa Nanggewer Sudah Selesai
Perlu di ingat beberapa hal untuk menghasilkan gula merah yang bagus :
a)      Sajeng/nira jangan yang sudah basi,ciri cirinya :warna sajeng sudah berubah dan baunya lain.
b)      Api untuk memasak harus kontinyu,jangan sebentar sebantar mati,itu juga mempengaruhi hasil gula.
c)      Pemakaian bahan pengawet sesuai dengan label yang tertera pada bungkus bahan pengawet itu sendiri.
d)     Menghentikan pemasakan harus benar benar di pahami,banyak para pembikit gula merah gagal karena hal tersebut.

Lakukan proses pembuatan gula merah dengan teliti dan kejelian.biasanya para pemula sering mengalami kegagalan karena kurang memperhatikan ke 4 hal di atas.



















BAB III
PENUTUP


  1. Kesimpulan
Secara nasional gula aren berpotensi menjadi salah satu komoditas substitusi gula pasir andalan di dalam negeri di samping dapat berperan untuk menekan ketergantungan terhadap impor gula. 

  1. Saran
Betapa nikmatnya makanan khas Ramadhan seperti kolak, bubur kacang hijau, candil dan jajanan lainnya yang dibuat menggunakan gula aren. Memang makanan berbuka puasa identik dengan yang manis – manis.






























DAFTAR PUSTAKA







No comments:

Post a Comment