BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) adalah salah
satu kampung yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh
subur di wilayah tropis seperti Indonesia. Tanaman aren bisa tumbuh pada segala
macam kondisi tanah, baik tanah berlempung, berkapur maupun berpasir. Namun
pohon aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi. Di
Indonesia, tanaman aren dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada tanah
yang memiliki ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu
udara rata-rata 250celcius. Di luar itu, pohon aren masih dapat
tumbuh namun kurang optimal dalam berproduksi.
Pohon aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena
hampir semua bagiannya dapat memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat
dibuat kolang-kaling yang digemari oleh masyarakat Indonesia pada umumnya.
Daunnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan tangan dan bisa juga sebagai
atap, sedangkan akarnya dapat dijadikan bahan obat-obatan. Dari batangnya dapat
diperoleh ijuk dan lidi yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, batang usia
muda dapat diambil sagunya, sedangkan pada usia tua dapat dipakai sebagai bahan
furnitur. Namun dari semua produk aren, nira aren yang berasal dari lengan
bunga jantan sebagai bahan untuk produksi gula aren adalah yang paling besar
nilai ekonomisnya. Dalam gambar pohon industri, berikut adalah beberapa produk
turunan dari aren yang berpotensi untuk dikembangkan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan
beberapa masalah yaitu:
a) Tanaman Aren
b) Gula aren tradisional
c) Proses pembuatan gula merah sudah selesai
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a) Untuk mengetahui cara pembuatan gula merah?
b) Untuk mengetahui gula aren tradisional?
c) Untuk mengetahui proses pembuatan gula merah yang
sudah selesai?
1.4 Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
a) Bagi penulis dapat menciptakan kreativitas dalam
penulisan karya ilmiah dan menabahkan wawasan.
b) Bagi penulisi dan masyarakat dapat mengetahui tentang
gambaran dan cara proses pembuatan gula aren.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tanaman Aren
Tanaman
Aren (Arenga pinnata) punya banyak kegunaan, persis pohon
kelapa. Dengan masa tanam hingga berbuah selama 8-10 tahun, pada setiap pohon
aren jantan dapat menghasilkan nira sebanyak 15 liter, dimana 10 liternya bisa
menjadi 1 kg gula aren. Tidak berhenti sampai disitu, sebagaimana tanaman
singkong, sorgum, ubi jalar, jagung, dan jarak pagar, nira aren dapat menjadi
1.3 liter bioethanol. Tentu kita tahu bahwa bioethanol adalah salah satu jenis
bahan bakar /sumber energi terbarukan. Pohon Aren selain gunanya sebagai bahan bakar, kandungan gizi gula
aren ternyata juga cukup baik. Dibandingkan gula tebu, gula aren memiliki nilai
indeks glikemik yang lebih rendah yaitu sebesar 35 sedangkan pada gula pasir
indeks glikemiknya sebesar 58.
Sebagai
informasi, Indeks Glisemik (Glychemic Index) adalah skala atau angka yang
diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tersebut
meningkatkan kadar gula darahnya, skala yang digunakan adalah 0-100. Indeks
glikemik disebut rendah jika berada di skala kurang dari 50, indeks glikemik
sedang jika nilainya 50-70 dan indeks glikemik tinggi jika angkanya di atas 70.
Para ahli
mengungkapkan nilai indeks glikemik yang lebih rendah ini membuat gula aren
lebih aman dikonsumsi dan tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang
signifikan, sehingga bisa membahayakan tubuh terutama bagi penderita diabetes.
Serta semakin gelap warna gula, maka kadar nutrisinya cenderung lebih banyak.
Selain
kandungan gulanya yang lebih sedikit, gula aren juga diketahui mengandung
senyawa-senyawa lain yang bermanfaat seperti thiamine, riboflavin, asam
askorbat, protein dan juga vitamin C. Bahkan ada yang menjamin bahwa
tanaman aren dapat mengobati batu ginjal, sariawan, dan ruam kulit. Adapun
komposisi senyawa-senyawa tsb dalam setiap 100 gram gula aren, saya belum
menemukannya di artikel yang saya baca. Lain kali, tulisan ini akan saya
perbarui agar lebih lengkap.
2.2 Gula Aren Tradisional
Pada umumnya masyarakat desa nanggewer memproduksi
gula merah, mungkin ini adalah suatu produktifitasnya masyarakat desa nanggewer.
Desa nanggewer merupakan salah satu desa penghasil gula merah terbanyak, tengkulak
gula merah dari berbagai daerah seperti ciawi, pagerageung, pamoyanan, dan lainnya
semua berdatangan ke desa nanggewer untuk membeli gula merah.
Disini saya akan sedikit menerangkan bagaimana cara
membuat gula merah ala desa nanggewer. sebelum kita memulai membuat gula merah,
kita harus mengerti istilah-istilah dan alat yang akan di gunakan dalam membuat
gula merah ala desa nanggewer, diantranya seperti:
a) Wajan (Tempat untuk memasak gula merah).
b) Kebuk (Alat yang terbuat dari kayu untuk mengaduk gula
merah).
c) Etok-etok (Alat yang terbuat dari batok kelapa untuk
menuangkan gula yang sudah matang,tapi
belum kering ke dalam cetakan gula merah).
d) Papan cetakan (Untuk mencetak gula merah).
e) Plastik (Untuk melapisi catekan supaya tidak nempel ke
cetakan)
6.Saringan (Untuk menyaring sajeng/nira yang akan di masak).
6.Saringan (Untuk menyaring sajeng/nira yang akan di masak).
f) Kayu bakar (Untuk masak).
g) Air sajeng/nira (Bahan baku gula merah).
h) Pawon (Tempat untuk meletakan wajan dan nyalanya api).
i)
Semengka
(Proses sajeng/nira muali matang dan jadi gula).
j)
Kitit (Proses
mengentalkan sajeng/nira yang sudah matang).
Semua peralatan dan istilah-istilah sudah di mengerti
dan sudah tersedia, semua peralatan dan bahan sekarang baru mulai proses
membuat gula merah ala desa nanggewer.
a) Nyalakan dulu kayu bakar, kalo sudah nyala diamkan
saja dulu.
b) Letakan wajan di atas pawon, lalu,
c) Persiapkan sajeng/nira untuk di masukan ke dalam wajan
dan jangan lupa di saring terlebih dahulu.
d) Sajeng/nira di masak sampai mendidih dan sampai
semengka.
e) Setelah semengka bahan gula merah itu di kasih ampas
kelapa,kalo tidak ada ampas boleh di kasih minyak goreng sedikit.gunanya untuk
membantu mempercepat pengentalan sajeng/nira.
f) Selama sajeng/nira itu semengka,harus di aduk terus
menerus sampai sajeng itu matang.
Sajeng yang sudah matang dan bisa di turunkan dari
pawon ciri cirinya :
a)
Gelembung
gelembung sajeng mulai sedikit/jarang.
b)
Warna
sajeng kuning ke coklat coklatan.
c)
Sajeng
sudah mulai kekel/kental
d)
Setelah
sajeng itu matang,di aduk terus dan di kitit,sambil di kitit tepi wajan di
kasih gula pasir sedikit,gunanya untuk tular supaya gulanya cepat kering.
e)
Setelah
itu baru gula itu di cetak menggunakan cetakan,cetakan ini biasanya ada yang
menggunakan potongan bambu yang kecil lubangnya sesuai kinginan,ada juga yang
menggunakan papan yang di bikin cowakan cowakan seperti mangkok,tapi kalo yang
ini harus di dasari dengan plasti supaya dalam pengambilan waktu gula sudah kering
mudah.
f)
Setelah
gula sudah di cetak di diamkan beberapa menit,kalo gula itu sudah keras baru
gula itu di lepas dari cetakan.
g)
Proses
pendinginan,sebelum gula merah di simpan terlebih dahulu gula merah itu di
dinginkan,supaya dalam penyimpanan tidak leleh/lembek.
2.3 Proses Pembuatan Gula Merah ala Desa Nanggewer Sudah Selesai
Perlu di ingat beberapa hal untuk menghasilkan gula
merah yang bagus :
a)
Sajeng/nira
jangan yang sudah basi,ciri cirinya :warna sajeng sudah berubah dan baunya
lain.
b)
Api untuk
memasak harus kontinyu,jangan sebentar sebantar mati,itu juga mempengaruhi
hasil gula.
c)
Pemakaian
bahan pengawet sesuai dengan label yang tertera pada bungkus bahan pengawet itu
sendiri.
d)
Menghentikan
pemasakan harus benar benar di pahami,banyak para pembikit gula merah gagal
karena hal tersebut.
Lakukan proses pembuatan gula merah dengan teliti dan
kejelian.biasanya para pemula sering mengalami kegagalan karena kurang
memperhatikan ke 4 hal di atas.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Secara nasional gula aren berpotensi
menjadi salah satu komoditas substitusi gula pasir andalan di dalam negeri di
samping dapat berperan untuk menekan ketergantungan terhadap impor gula.
- Saran
Betapa nikmatnya makanan khas Ramadhan seperti kolak, bubur kacang hijau,
candil dan jajanan lainnya yang dibuat menggunakan gula aren. Memang makanan
berbuka puasa identik dengan yang manis – manis.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment