BAB I
PENDAHULAN
1.1.
Analisi
Pemberdayaan Cabai Merah
Cabai merah (capsicum
annuum spp.) merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang sejak lama telah
dibudidayakan di Indonesia, karena produk ini memiliki nilai ekonomi yang
tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, cabai banyak
digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan farmasi. Pemasaran cabai dapat
dilakukan dalam bentuk segar, kering, bubuk sebagai bahan dasar industri maupun
dalam bentuk pasta cabe.
Meskipun harga pasar
cabai sering berfluktuasi cukup tajam, namun hal ini tidak menurunkan minat
petani dan pengusaha untuk membudidayakannya. Sentra produksi cabai di
Desa Sundakerta salah satunya di Dusun Sarimukti, dan mulai dikembangkan
di Dusun-dusun yang lainnya seperti Sukamulya. Luas areal panen cabai pada
tahun 2013 mencapai 5 Ha dengan produksi 1,5 ton. Data tahun 2014 menunjukkan
bahwa pemasaran cabai segar pada tahun tersebut hanya mencapai
1 ton.
Peluang cabai ini telah
banyak dimanfaatkan antara lain oleh beberapa pengusaha di Indonesia. Di
wilayah ini komoditi cabai dibudidayakan dalam hamparan luas dengan tujuan
pasar yang selalu menginginkan. Bisnis ini melibatkan banyak petani setempat di
bawah manajemen Gapoktan yang ada di Dusun Sarimukti. Usaha ini terbukti dapat
menjadi alternatif bagi pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan
dan taraf hidup petani setempat di satu sisi dan masuknya modal/investasi dari
daerah lain.
Banyak
pengharapan dari masyarakat setempat supaya perkebunan cabai ini bisa
mendapatkan lebih dari 5 ton perpanen, di samping itu juga masyarakat
sejahtera akan kebutuhan ekonomi baik primer ataupun sekunder, dan masyarakat
setempat menginginkan pemasaran akan cabai tersebut lebih meluas tidak hanya di
daerah Jawa Barat saja karena potensi di Dusun ini sangat
berkembang dalam pertanian salah satunya tanaman cabai karena guna akan menunjang pengembangan
agribisnis serta melestarikan sumberdaya alam.
1.1.1.
Sejarah Singkat Cabai Merah
Dalam sejarah dijelaskan bahwa tanaman cabai ( Capsicum Annuum) berasal dari dunia
tropika dan Subtropika benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan.
Tanaman ini terus menyebar ke seluruh dunia termasuk kawasan Asia, Seperti
Indonesia yang dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis.
Kebutuhan akan cabai
merah Di Indonesia
diduga masih dapat
ditingkatkan dengan pesat sejalan dengan kenaikan pendapatan
dan atau
jumlah penduduk
sebagaimana terlihat dari
trend permintaan yang cenderung meningkat. Sekalipun
ada kecenderungan peningkatan kebutuhan, tetapi permintaan
terhadap cabai merah untuk kebutuhan sehari-hari dapat berfluktuasi, yang disebabkan karena
tingkat harga yang
terjadi
di pasar eceran. Fluktuasi harga yang terjadi di pasar eceran, selain disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sisi permintaan juga disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sisi
penawaran.
Umumnya jenis cabai yang
paling banyak ditanam adalah cabai besar, cabai keriting, dan cabai rawit. Dan di Dusun Sarimukti menggunakan cabai
rawit sebagai Garapan perkebunannya. Hal
ini didukung oleh keadaan cuaca, iklim, intensitas cahaya matahari dan
ketersediaan air yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman cabai.
1.1.2.
Manfaat Tanaman
Seluruh
masyarakat dunia mengenal rasa cabai yang pedas dan mampu menggugah selera.
Umumnya, cabai digunakan sebagai bumbu
masakan, sambal, atau produk olahan cabai lainnya. Bahkan, di sebagian daerah di
Indonesia, seperti di Padang, cabai merupakan bumbu wajib untuk setiap masakan.
Cabai juga bermanfaat untuk Pengobatan, seperti
melancarkan sirkulasi peredaran darah ke jantung yang disebabkan oleh rasa
pedas yang meningkatkan suhu tubuh sehingga metabolisme tubuh turut meningkat.
Selain itu kandungan utama cabai (kapsaisin) bisa menumpulkan kepekaan saraf
tepi sehingga berfungsi sebagai antialergi. Kapsaisin juga dapat mengeluarkan
lendir dari paru-paru. Dengan demikian cabai
dapat membantu menyembuhkan Bronkitis,
Influenza, Sinusitis dan Asma.
1.1.3.
Sentra Penanaman
Di daerah Desa
Sundakerta mayoritas masyarakatnya mendapatkan pendapatan dengan bertani karena
dengan didukungnya cuaca dan keadaan setempat yang memungkinkan bertani adalah
salah satu pendapatan paling menguntungkan bagi masyarakat setempat, salah satu
bidang pertaniannya yaitu penanaman cabai merah yang dimiliki oleh Gapoktan Dusun
Sarimukti, khususnya oleh Bapak Yaya yang mempunyai lahan seluas sekitar 5 Ha/m2.
1.1.4.
Persiapan Budi Daya
Dalam persiapan
ini terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Pemilihan
Lokasi Tanam
a. Tanaman
cabai dapat ditanam pada dataran rendah
hingga daerah ketinggian 1.300 meter dpl.
b. Cabai membutuhkan Iklim yang tidak terlalu dingin dan
tidak terlalu lembap.
c. Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 20-30
celcius dan untuk pembentukan Buah pada 16-25 Celcius.
d. Tempatnya terbuka agar mendapatkan sinar matahari
penuh.
e. Lahan yang paling baik berupa tanah sawah dan bukan
lahan bekas penanaman tanaman lain.
2. Media Tanam
a. Tanah yang paling sesuai untuk cabai adalah tanah yang
berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta
kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik,
unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan tanaman cabai
yang lebih baik, tanah harus subur dan kaya bahan organik baik unsur makro
maupun mikronya.
b. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman cabai adalah
jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
1.1.5.
Standar Operasional Prosedut
(SOP) Cabai
Keberhasilan usaha
produksi cabai merah
sangat di tentukan
oleh
aspek teknis budidaya di lapangan. Beberapa hal yang harus di perhatikan dengan baik dalam
pelaksanaan
teknis budidaya
tanaman cabai
merah,
adalah sebagai berikut:
1.
Pemakaian benih cabai merah yang unggul yang tidak terkontaminasi virus.
2. Ketersediaan air
yang cukup sepanjang periode
tanam/sepanjang
tahun.
3. Pola tanaman yang baik dan sesuai dengan iklim
4. Pengolahan
tanah yang di sesuaikan dengan kemiringan lereng
dan
arah lereng
5. Pemberantasan hama dan
penyakit tanaman cabai merah di laksanakan secara teratur sesuai dengan kondisi serangan hama dan
penyakit
6. Cara panen serta penanganan pasca panen cabai merah yang baik dan benar.
Keberhasilan produksi
cabai
merah sangat
di pengaruhi
dari dan ditentukan oleh kualitas benih yang digunakan.
Sifat unggul tersebut dicerminkan dan tingginya produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit
serta tingkat adaptasi tinggi terhadap perubahan iklim.
Hr dan kaya organik,
pH
tanah
antara
5,0
dan 7,0. Oleh karena itu pengolahan tanah yang
baik dengan menggunakan traktor
atau menggunakan cangkul, harus mencapai kedalaman olah tanah sampai
dengan gembur antara 25 -
30 cm. Sedapat mungkin berbagai
jenis gulma harus bersih dari lahan budidaya
Tanah selesai diolah selanjutnya
di buat bedeng-bedeng yang
lebar dan panjangnya di sesuaikan dengan petakan lahan yang ada dengan maksud untuk menjaga tanaman sedimikan rupa sehingga
bebas dari genangan air. Bedeng di buat dengan panjang 10 -
12 m, lebar 110 - 120 cm, dan tinggi disesuaikan dengan musim tanam. Pada
musim penghujan
tinggi
bedeng dibuat 40 - 50 cm, sedangkan
pada musim kemarau dapat dibuat antara 35 -45 cm dan kaya organik, pH tanah antara 5,0 dan 7,0. Oleh karena itu
pengolahan tanah yang baik
dengan menggunakan traktor atau menggunakan cangkul,
harus mencapai kedalaman olah tanah
sampai
dengan gembur antara
25
- 30 cm. Sedapat mungkin berbagai jenis gulma harus bersih dari lahan budidaya.
Penanaman bibit
cabai merah
di lahan budidaya di lakukan
pada jarak,
tanam 70 cm antar barisan dan 60 cm di dalam barisan. Untuk pertanaman
produksi cabai merah konsumsi,
pembibitan jarak tanam dapat di buat dalam barisan yang lebih rapat lagi. Di antara barisan
dibuat garitan sedalam 10 -15 cm, yaitu untuk
menyebarkan pupuk kandang (15 ton/ha) dan pupuk buatan (N, P dan K). Jenis dan jumlah
pupuk
anorganik
untuk
tanah seluas
1 ha yaitu
dapat mencapai sebesar 200 - 250 kg urea, ZA 500 -
600 kg, TSP 400 - 450 kg dan KCl 300 - 350 kg. Setelah pupuk anorganik ditebar ,segera
permukaan tanah di tutup dengan menggunakan plastik perak, hitam yang berfungsi
untuk
menghindari hilangnya pupuk akibat sinar matahari dan hujan.
1.1.6. Pemeliharaan Tanaman Cabai Merah
Upaya pemeliharaan terbilang sangat penting karena pada tahap
ini cabai merah sangat rentan akan virus dan penyakit, beberapa upaya
pemeliharaan yang dilakukan oleh petani cabai di Dusun Sarimukti adalah sebagai
berikut :
1.
Perempelan, yaitu kegiatan membuang tunas-tunas baru yang
tumbuh pada batang utama, pada saat tanaman berumur 45 - 50 hari setelah tanam.
2.
Penyulaman, yaitu mengganti bibit yang rusak/mati karena berbagai
sebab di lapangan. Jumlah bibit persediaan untuk cadangan berkisar antara 5 - 10 % dari jumlah kebutuhan total kebutuhan.
3.
Pengajiran, merupakan alat bantu yang terbuat
dari belahan bambu yang berfungsi membantu tegaknya
tanaman
cabai merah. Di buat dengan ukuran panjang 125 - 150 cm, lebar 4 cm dan tebal 2 cm.
4.
Pengaraian, sangat penting terutama setelah bibit di tanam dilapang. Di berikan
dengan cara pengairan intensif sehingga
tanamit seperti Antraknosa (patek) bercak daun, layu
bakteri, layu fusarium, penyakit mosaik daun dan lain-lain. Pengendalian dengan cara penyemprotan obat-obatan insektisida dan fungsida tertentu dapat dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 20 hari setelah tanam.
5.
Prasarana, yaitu berupa fasilitas kebun seperti
saluran drainase, selokan dan jalan kebun yang ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan tanaman dari kekeringan maupun
genangan
yang berkepanjangan.
Kebersihan lingkungan, pemeliharaan kebersihan sehingga lokasi pertanaman dapat di
bebaskan dari segala benda atau bahan-bahan
tanaman yang membusuk.
1.1.7. Panen dan Pasca Panen
Adapun kegiatan panen dan pascapanen yang dilakukan
oleh petani di Dusun Sarimukti adalah sebagai berikut :
a)
Panen
Umumnya buah cabai merah di petik
apabila telah masak penuh, ciri-cirinya
seluruh bagian
buah berwarna merah. Di Dusun Sarimukti yang termasuk di dataran tinggi
ini panen pada saat tanaman berumur 90 - 100 hari
(kurang lebih 3 Bulan) setelah tanam dengan interval panen 3 - 5 hari. Secara umum interval
panen buah cabai merah berlangsung selama 1,5- 2 bulan. Produksi
puncak panen adalah pada pemanenan hari ke - 30 yang dapat menghasilkan 1 - 1,5 ton untuk sekali panen.
b)
Pasca Panen
Penanganan Pascapanen merupakan pintu terakhir dari Produksi.
Penanganan pascapanen yang baik akan mengurangi presentase kerusakan atau
kehilangan setelah panen. Buah cabai merah yang di panen tepat masak dan
apabila tidak segera
di pasarkan akan terus melakukan
proses pemasakan, sehingga perlu adanya penempatan khusus.
Oleh karena itu hasil produksi
cabai merah
sebaiknya di tempatkan
pada ruang yang sejuk, terhindar dari
sinar matahari, cukup oksigen dan tidak lembab.
Di Dusun Sarimukti, Penjualan cabai setelah panen dilakukan ke
berbagai tempat seperti pasar dan sebagian lagi dikirim ke luar daerah seperti
ke daerah Bandung,
Ciawi, Rajapolah dan sekitarnya.
1.2. Perumusan Masalah
Dari
hasil yang saya teliti permasalahan yang ada pada tani cabai yang berada di Desa Sundakerta
khususnya Dusun Sarimukti adalah :
a. Hama
dan Penyakit pada daun ,buah dan pohon cabai yang selalu mengganggu pada masa
pertumbuhan cabai.
1.3. Tujuan dan
Kegunaan
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya pengelolaan dan manfaat Cabai.
b. Mengetahui
tingkat ekonomi masyarakat.
c. Mengetahui
tingkat SDM masyarakat.
d. Untuk memupuk dan menumbuh kembangkan
kesadaran bermasyarakat untuk berswadaya dan bekerjasama serta bergotong royong
dalam berbagai hal antara yang satu dengan yang lainnya.
e. Merintis kerjasama yang saling menguntungkan antara lembaga
Pendidikan Tinggi STIE-LM dengan Pemerintah Daerah Desa Sundakerta (sinergi
pemberdayaan potensi-potensi masyarakat) dalam pembangunan masyarakat
seutuhnya.
f. Mahasiswa dapat menyumbangkan pemikiran berdasarkan ilmu keahlian
berdasarkan fakultas masing-masing dalam upaya menumbuhkan dan membina
kader-kader pembangunan dan pemberdayaan masyarakat binaan.
g.
Sebagai
fasilitator dari segala aspirasi yang timbul dari nurani masyarakat yang
berkenaan dengan keinginandan harapan mereka.
h.
Agar
mahasiswa memperoleh pengalaman (melalui keterlibatan dengan masyarakat binaan
secara langsung), dalam menemukan, merumuskan, memecahkan, dan menanggulangi
permasalahan pembangunan yang dilaksanakan secara pragmatis dan
interdisipliner.
1.4. Metode yang Digunakan
Adapun metodenya
dengan cara mengumpulkan data-data atas permasalahan yang ada di perkebunan,
maka saya menggunakan beberapa metode diantaranya sebagai berikut;
1.
Studi
Pustaka
Saya menggunakan buku-buku dari literature sebagai landasan teoritis,
agar relevan dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
2.
Observasi
Lapangan
Penelitian
dan meninjau secara langsung terhadap objek yang diteliti. Dengan metode ini
saya dapat mengetahui dan mengumpulkan informasi yang akurat sesuai dengan
keadaan
Gambar : 1.1. Mahasiswa KKN melakukan observasi kelapangan
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1.
Letak
dan Luas
Desa
Sundakerta merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Sukahening yang
memiliki 5 Dusun yang potensial, yaitu : Cintamanah, Cijoho, Sukamulya,
Buniruum, dan Sarimukti. Adapun Visi Misi
Desa Sundakerta adalah :
Dengan
memperhatikan potensi, permasalahan dan peluang yang dimiliki Desa Sundakerta,
maka aspirasi dan dinamika yang berkembang pada masa 5 tahun visi dan misi yang
akan kami kedepankan adalah :
1. Visi Desa Sundakerta
“Menjadikan Desa Sundakerta yang religius
islami, maju dalam pendidikan dan kompetiti dalam bidang pertanian di kabupaten
tasikmalaya pada tahun 2017, demi tercapainnya kesejahteraan dan kemandirian
Masyarakat.”
2.
Misi Desa Sundakerta
Ø Mewujudkan pendidikan dengan wajar 9 tahun.
Ø Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
Ø Meningkatkan pendidikan dan kerohanian.
Ø Meningkatkan swasembada pangan dengan mengoptimalkan
sarana prasarana pengairan.
Letak
Geografis Desa Sundakerta adalah :
1. Ketinggian dari pernukaan air laut :
700 M DPL
2. Suhu Udara rata-rata : 21 °C
3. Batas Wilayah
Ø Sebelah Utara :
Desa Kiarajangkung
Ø Sebelah Selatan :
Desa Sukasetia
Ø Sebelah Timur :
Desa Sukahening
Ø Sebelah Barat :
Kabupaten Garut
4.
Luas wilayah dan
penggunaannya
Tabel
1.1 Luas Wilayah dan Penggunaannya
No.
|
Menurut
Penggunaannya
|
Luas
(Ha)
|
1.
|
Sawah
|
85
|
2.
|
Darat
dan Pekarangan
·
Pemukiman
·
Pekarangan
·
Perkantoran
·
Kuburan
|
15
45.535 0.8 2 |
Jumlah
|
148,335
|
5.
Jarak dari Kantor Desa
ke Pusat Pemerintahan
· Jarak
ke Ibukota Negara :
500 Km
· Jarak
ke Ibukota Propinsi :
120 Km
· Jarak
ke Ibukota Kabupaten :
22 Km
· Jarak
ke Ibukota Kecamatan :
3 Km
· Jarak
ke Pasar terdekat :
9 Km
6.
Data Kependudukan
1) Jumlah
Penduduk
Tabel
1.2 Jumlah Penduduk
No
|
Dusun
|
Luas Wilayah (Ha)
|
Jumlah
|
Jumlah Penduduk Bulan Ini
|
|||
RT
|
RW
|
LK
|
PR
|
Jumlah
|
|||
1
|
Cintamanah
|
18,5
|
4
|
2
|
287
|
281
|
568
|
2
|
Cijoho
|
16,2
|
3
|
1
|
168
|
191
|
359
|
3
|
Sukamulya
|
28,9
|
4
|
1
|
348
|
371
|
719
|
4
|
Buniruum
|
95,5
|
4
|
2
|
437
|
422
|
859
|
5
|
Sarimukti
|
59,3
|
5
|
2
|
473
|
476
|
949
|
Jumlah
|
218,4
|
20
|
8
|
1.713
|
1.741
|
3.454
|
2) Data
penduduk berdasarkan kelompok umur
Tabel 1.3 Data penduduk berdasarkan
kelompok umur
No
|
Dusun
|
0-4 Th
|
5-12 Th
|
13-15 Th
|
16-19 Th
|
20-24 Th
|
|||||
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
||
1
|
Cintamanah
|
29
|
27
|
25
|
27
|
25
|
28
|
18
|
21
|
22
|
21
|
2
|
Cijoho
|
17
|
16
|
13
|
13
|
17
|
16
|
12
|
14
|
14
|
14
|
3
|
Sukamulya
|
47
|
41
|
30
|
24
|
31
|
34
|
31
|
33
|
24
|
31
|
4
|
Buniruum
|
48
|
39
|
35
|
38
|
34
|
38
|
34
|
28
|
46
|
38
|
5
|
Sarimukti
|
57
|
54
|
40
|
44
|
40
|
38
|
41
|
35
|
49
|
43
|
Jumlah
|
198
|
177
|
143
|
146
|
147
|
154
|
136
|
131
|
155
|
147
|
Nc
|
Dusun
|
25-29 Th
|
30-34 Th
|
35-39 Th
|
40-44 Th
|
45-49 Th
|
50-54 Th
|
||||||
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
||
1
|
Cintamanah
|
21
|
21
|
27
|
25
|
20
|
21
|
27
|
23
|
25
|
20
|
24
|
23
|
2
|
Cijoho
|
16
|
18
|
17
|
19
|
16
|
21
|
13
|
15
|
15
|
17
|
13
|
15
|
3
|
Sukamulya
|
25
|
35
|
30
|
32
|
28
|
33
|
19
|
28
|
32
|
26
|
31
|
31
|
4
|
Buniruum
|
37
|
40
|
36
|
34
|
38
|
36
|
38
|
35
|
36
|
31
|
36
|
34
|
5
|
Sarimukti
|
32
|
43
|
38
|
44
|
45
|
43
|
34
|
32
|
35
|
32
|
33
|
36
|
Jumlah
|
131
|
157
|
148
|
154
|
147
|
154
|
131
|
133
|
143
|
126
|
137
|
139
|
Nc
|
Dusun
|
55-59 Th
|
60-64 Th
|
65-69 Th
|
70-74 Th
|
>70 Th
|
Jumlah
|
Jumlah
|
||||||
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
|||
1
|
Cintamanah
|
13
|
11
|
6
|
6
|
4
|
4
|
1
|
2
|
-
|
1
|
287
|
281
|
568
|
2
|
Cijoho
|
4
|
7
|
1
|
4
|
-
|
1
|
-
|
1
|
-
|
-
|
168
|
191
|
359
|
3
|
Sukamulya
|
7
|
9
|
5
|
6
|
4
|
3
|
2
|
4
|
2
|
1
|
348
|
371
|
719
|
4
|
Buniruum
|
7
|
9
|
4
|
9
|
6
|
7
|
2
|
6
|
-
|
-
|
437
|
422
|
859
|
5
|
Sarimukti
|
14
|
11
|
9
|
14
|
3
|
4
|
1
|
3
|
2
|
-
|
473
|
476
|
949
|
Jumlah
|
45
|
47
|
25
|
39
|
17
|
19
|
6
|
16
|
4
|
2
|
1.713
|
1.741
|
3.454
|
3) Tingkat
Pendidikan
Tabel 1.4 Tingkat Pendidikan
No
|
Dusun
|
Pendidikan
|
||||||||||
Tidak/Belum Sekolah
|
Tidak Tamat SD/sederajat
|
Tamat Sd/Sederajat
|
Tamat SMP /sederajat
|
Tamat SMA /sederajat
|
Tamat Diploma I/II
|
Tamat Akademik/ Diploma III
|
Tamat Akademik/ Strata 1
|
Tamat Strata II
|
Tamat Strata III
|
Jumlah
|
||
1
|
Cintamanah
|
152
|
-
|
145
|
138
|
93
|
-
|
3
|
23
|
-
|
-
|
568
|
2
|
Cijoho
|
131
|
-
|
125
|
43
|
43
|
-
|
-
|
8
|
-
|
-
|
359
|
3
|
Sukamulya
|
113
|
-
|
451
|
69
|
58
|
-
|
-
|
5
|
-
|
-
|
719
|
4
|
Buniruum
|
478
|
-
|
269
|
58
|
30
|
-
|
-
|
10
|
-
|
-
|
859
|
5
|
Sarimukti
|
453
|
-
|
342
|
74
|
28
|
-
|
-
|
16
|
-
|
-
|
949
|
Jumlah
|
1.327
|
-
|
1.332
|
382
|
252
|
-
|
3
|
62
|
-
|
-
|
3.454
|
4) Agama
yang Dianut
Tabel
1.5 Agama
Nc
|
Dusun
|
Agama
|
||||||
Islam
|
Kristen
|
Hindu
|
Budha
|
khonghcucu
|
Kepercayan
|
Jumlah
|
||
1
|
Cintamanah
|
568
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
568
|
2
|
Cijoho
|
359
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
359
|
3
|
Sukamulya
|
716
|
1
|
-
|
-
|
-
|
2
|
716
|
4
|
Buniruum
|
859
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
859
|
5
|
Sarimukti
|
949
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
949
|
Jumlah
|
3.451
|
1
|
-
|
-
|
-
|
2
|
3.454
|
5) Mata
Pencaharian
Tabel
1.6 Mata Pencaharian
No
|
Dusun
|
Mata Pencaharian
|
||||||||||
PNS / TNI / POLRI
|
Karyawan
|
Buruh
|
Petani / Perkebunan
|
Peternakan
|
Nelayan / Perikanan
|
Wiraswasta
|
Pelajar / Mahasiswa
|
Belum / Tidak Bekerja
|
Lainnya
|
Jumlah
|
||
1
|
Cintamanah
|
20
|
75
|
144
|
124
|
-
|
-
|
85
|
84
|
36
|
-
|
568
|
2
|
Cijoho
|
6
|
24
|
122
|
74
|
1
|
-
|
48
|
47
|
37
|
-
|
359
|
3
|
Sukamulya
|
6
|
197
|
270
|
84
|
1
|
-
|
25
|
97
|
39
|
-
|
719
|
4
|
Buniruum
|
12
|
121
|
174
|
322
|
-
|
-
|
75
|
120
|
35
|
-
|
859
|
5
|
Sarimukti
|
25
|
149
|
222
|
369
|
1
|
-
|
42
|
94
|
47
|
-
|
949
|
Jumlah
|
69
|
566
|
932
|
973
|
3
|
-
|
275
|
442
|
194
|
-
|
3.454
|
6) Kewarganegaraan
Tabel
1.7 Kewarganegaraan
Nc
|
Dusun
|
Kewarganegaraan
|
||
WNI
|
WNA
|
Jumlah
|
||
1
|
Cintamanah
|
568
|
-
|
568
|
2
|
Cijoho
|
359
|
-
|
359
|
3
|
Sukamulya
|
719
|
-
|
719
|
4
|
Buniruum
|
859
|
-
|
859
|
5
|
Sarimukti
|
949
|
-
|
949
|
Jumlah
|
3.454
|
-
|
3.454
|
2.2.
Sistem
Pemerintahan/ Kelembagaan Desa
1. Pemerintah Desa
1) Kepala Desa, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tasikmalaya Nomor :
14.1/Kep.254-Pem/2011.
2) Sekretaris Desa, berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Tasikmalaya Nomor: 810/Kep.152A/BKPLD/2009.
3) Perangkat Desa
Ø Kepala Urusan (KAUR) :
4 Orang
Ø Pelaksana Teknis :
2 Orang
Ø Punduh :
5 Orang
4)
Perangkat
lainnya
Ø Ketua RW :
8 Orang
Ø Ketua RT : 20 Orang
2.
Badan Permusyawaratan
Desa (BPD), berdasarkan Surat Keputusan
Bupati Tasikmalaya Nomor 141.1/Kep.198. A-Pemdes/2006 BPD masa bakti
2011-2016 berjumlah 9 Orang.
3.
LPM :
11 Orang
4.
TP PKK :
18 Orang
5.
MUI :
9 Orang
6.
Karang Taruna :
11 Orang
7.
LINMAS : 18 Orang
Pemerintahan
Desa banjarangsana dipimpin oleh seorang Kepala Desa, dalam menjalankan roda
pemerintahannya Kepala Desa dibantu oleh seorang Sekretaris Desa, Kepala Urusan
(Kaur) Pemerintahan, Kaur Ekbang, Kesra, Kaur Keuangan, 5 Kepala Dusun, dan
aparat desa yang lainnya. Desa
Sundakerta terdiri dari 5 dusun, yaitu :
1. Dusun
Cintamanah, yang dikepalai oleh Bapak E. Tarmaja.
2. Dusun
Cijoho, yang dikepalai oleh Bapak Ikin Sodikin.
3. Dusun
Sukamulya, yang dikepalai oleh Bapak Parid Fahru Nursoba., SP
4. Dusun
Buniruum yang dikepalai oleh Bapak Suherman
5. Dusun
Sarimukti yang dikepalai oleh Bapak Sanju
Setiap
Kedusunan dipimpin oleh seorang Kepala Dusun dan dibantu oleh beberapa orang RT
dan RW, supaya mempermudah dalam koordinasi dan berinteraksi dengan pemerintah
setempat, sehingga bisa tercapai pemerataan pembangunan Infrastruktur, bidang
pendidikan, bidang perekonomian, dan bidang kesehatan.
Sumber
pendapatan asli daerah yaitu diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
1.
Pancen : Swadaya Masyarakat desa
untuk penghasilan Perangkat Desa
disesuaikan dengan NJOP tanah (
disesuaikan dengan kepemilikan tanah ).
2.
APBDes : Swadaya Masyarakat
untuk kegiatan Perangkat Desa, disesuaikan dengan pendapatan dari hasil
usaha Masyarakat ( wiraswasta ).
3.
PAD : Pendapatan Asli Desa Bersumber
dari Donatur Para Pengusaha, meliputi
:
·
Kios – kios asset Desa
·
Pengelolaan Air Minum
Perdesaan “ PAMDES “.
4. DBKPD : Bantuan Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya.
5. Kinerja : Bantuan Pemerintah
Propinsi Jawa Barat.
1.8.
Struktur Organisasi Desa Sundakerta
SEKRETARIS
DESA
yay
yy
|
KEPALA
DESA
Marni Suryandi
|
BPD
|
KAUR
UMUM Acep Syarif
NANA KURNIA
|
KAUR
KEUANGAN
ENO SUHARNO
|
PTD Melaningsih
|
KASI
KESRA Ridwan Z
|
KASI
EKBANG Dadi
|
KASI
PEM & TRANTRIB Diana
|
KADUS Sarimukti
Sanju
|
KADUS Sukamulya
Farid N
|
KADUS Cintamanah
E. Tarmaja
|
KADUS Cijoho
Ikin Sodikin
|
KADUS Buniruum
Suherman
|
2.3. Dinamika
Perekonomian Masyarakat Desa
Kegiatan
perekonomi desa Sundakerta masih didominasi oleh sektor pertanian. Mengingat
wilayah desa yang didominasi oleh areal persawahan yaitu seluas 85 ha. Hal ini
didukung pula dengan berdirinya kelompok-kelompok usaha tani di setiap dusun
yang bertujuan untuk membantu mempermudah para petani dalam mengelola mata
pencaharian mereka.
Salah
satu kelompok usaha tani yang berjalan dengan baik yaitu Lumbung Pangan Dusun
Sukamulya yang diketuai oleh Bapak Parid Fahru Nursoba., Sp. Kelompok ini mampu
terkelola dengan baik karena ketuanya yang merupakan sarjana pertanian
sekaligus sebagai kepala dusun Sukamulya. Adanya Lumbung Pangan ini telah
berpengaruh baik terhadap perkembangan perekonomian di dusun tersebut karena
memang mayoritas masyarakat dusun Sukamulya masuk dalam kelompok usaha tani
tersebut.
Namun
demikian tingkat pendapatan masyarakat secara umum belum sepenuhnya mencukupi
karena harga barang tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat mereka
serta masih minimnya bekal keterampilan yang lain,upah buruh yang masih kecil
serta masih mahalnya barang-barang kebutuhan sembako. Meskipun secara global
hal tersebut juga terjadi dimana-mana.
Potensi
perekonomian lainnya selain dari pertanian padi pun masih ada yaitu dari
tanaman hortikultura berupa cabai, kol, sawi, bawang daun, dan lain sebagainya.
Bahkan tidak dapat dipungkiri apabila sedang langkanya tanaman hortikultura
salah satunya cabai ini dipasaran pendapatan yang diperoleh jauh lebih besar
dari pendapatan dari tanaman padi.
Selain
dalam bidang pertanian dan perkebunan kegiatan dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat desa juga dari bidang peternakan dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
dikelola oleh warga masyarakat sekitar. Dalam bidang peternakan disetiap dusun
ada saja warga yang berternak ayam, domba sayur, dan domba garut. Selain itu
juga dalam bidang UKM banyak warga masyarakat desa Sundakerta khususnya ibu-ibu
memilih untuk membuka usaha kecil
rumahan yaitu dengan membuat makanan-makanan olahan seperti kue-kue kering, keripik, dan
sebagainya kegiatan itu dilakukan bertujuan untuk menambah penghasilan.
2.4.
Perumusan
Program Kerja
Pelaksanaan program-program kerja baik
itu program kerja kelompok maupun program kerja individu yang sudah dirancang dan direncanakan pada
waktu observasi telah dilaksanakan dengan hasil yang cukup memuaskan. Program
kerja tersebut dibentuk sesuai dengan hasil survei ketempat lokasi dengan
melihat, dan memperhatikan serta meminta masukan, saran dan berbagai
pertimbangan dari kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat dan warga Desa
Sundakerta serta teman- teman kelompok sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
lingkungan. Sebelum melaksanakan program KKN terlebih dahulu diadakan
pembekalan materi kuliah kerja nyata yang diselenggarakan oleh panitia kuliah
kerja nyata (KKN) STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya. Adapun maksud dari
kegiatan ini adalah memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang bagaiamana
caranya bermasarakat khususnya dilokasi masing-masing yang telah ditentukan
oleh panitia sehingga mahasiswa lebih dapat mempersiapkan diri. Pembekalan
kuliah kerja nyata (KKN) ini dilaksanakan di Gedung Tarminah Bakti, pada
tanggal 23 Juli 2015 yang wajib di ikuti oleh seluruh mahasiswa STIE Latifah
Mubarokiyah Suryalaya yang sudah terdaftar sebagai peserta Kuliah kerja Nyata (KKN).
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) STIE-LM Suryalaya tahun 2015 di laksanakan
di Desa Sundakerta yang di mulai dari tanggal 25 Juli sampai dengan 26 Agustus
2015.
Penyambutan pelaksanaan KKN di laksanakan di kantor
Kecamatan Sukahening yang di sambut langsung oleh aparatur pemerintahan
kecamatan. Dengan melakukan kunjungan dan silaturrahmi ke aparatur
desaSundakerta. Mahasiswa yang diserahkan kepada kepala Desa Sundakerta Kecamatan Sukahening
berjumlah 11 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.
Pada
minggu pertama dilakukan silaturahmi ke setiap dusun serta melakukan
sosialisasi program yang akan dilaksanakan. Silaturahmi ini dilakukan dengan
mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat setiap dusun. Soialisasi dan silaturahmi ini
dilakukan dengan tujuan memperkenalkan mahasiswa KKN beserta program yang akan
dilaksanakan.
Minggu
kedua dilakukan penjajakan program awal seperti perkenalan profil desa,
pengajian mingguan di tiap dusun, senam, dan terus melakukan sosialisasi dan
silaturahmi ke setiap dusun dimana kami
menemui kepala dusun, RT, dan RW. selain itu kami menjalankan program pendukung
seperti program kesehatan dengan membantu ibu-ibu PKK dalam kegiatan posyandu,
pada program pendidikan kami melakukan pendekatan kepada lembaga pendidikan
yaitu SD dan TK namun bukan untuk mengajar melainkan membantu memenejemen
pekerjaan yang ada di lembaga pendidikan tersebut, dan dalam bidang keagamaan
mengikuti pengajian rutin di setiap dusun.
Minggu
ke tiga kami melaksanakan program
kelompok yakni melaksanakan seminar penyuluhan
bertema Menggali Potensi Perekonomian Masyarakat dan PBB, PPN, dan PPH.
Seminar ini dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat desa Sundakerta
menyadari bahwa potensi yang dimiliki desa begitu banyak maka dari itu
diharapkan mampu mengolahnya dengan baik agar lebih meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Selain mengadakan seminar, kami juga berpartisipasi dalam lomba
yang diadakan oleh karang taruna dalam menyambut HUT RI ke 70.
Minggu
ke empat kami meaksanakan silaturahmi ke setiap dusun, ke lembaga-lembaga
pendidikan, dan melaksanakan penutupan kegiatan KKN.
Secara
lebih jelasnya program yang telah terlaksana yaitu :
1. Program
kelompok melakukan seminar penyuluhan dengan tema “Menggali Potensi Perekonomian Masyarakat dan PBB, PPN, dan PPH.
Penyuluhan
ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2015 atau minggu ketiga. Penyuluhan ini
dilakukan karena dilihat dari potensi yang dimiliki oleh desa yaitu memiliki pesawahan yang
luasnya sekitar 82 ha maka tentu saja mayoritas warga desa Sundakerta ini
berprofesi sebagai petani. Hal itu terbukti dengan berdirinya
beberapa
Kelompok Usaha Tani salah satunya yaitu Lumbung Pangan yang berada di Dusun Sukamulya
diketuai oleh kepala dusunnya sendiri yang memang merupakan orang yang ahli dalam
bidang pertanian maka dari itu lumbung pangan tersebut dapat dikatakan mampu
berjalan dengan baik. Lumbung pangan tersebut memiliki anggota dari 69 kepala
keluarga. Jadi dari satu kepala keluarga bisa sampai seluruh orang dalam keluaga tersebut
ikut serta menjadi anggota kelompok tani.
Apabila
dihitung hampir seluruh warga dusun Sukamulya masuk menjadi anggota lumbung
pangan tersebut. Lumbung pangan tersebut berdiri dengan tujuan membantu para
masyarakat desa yang berprofesi sebagai petani dengan memberikan bantuan alat
pertanian seperti traktor, menampung hasil tani dari masyarakat yang bisa
dijual kepada masyarakat lain, menjual perlengkapan pertanian seperti pupuk
dengan harga yang rendah kepada anggota kelompok tani tersebut. Pada intinya
adanya kelompok usaha tani tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya para petani di daerah tersebut.
Gambar
: 1.2 Mahasiswa sedang sambutan dalam penyuluhan
Penyuluhan lainnya yang telah dilakukan
yaitu penyuluhan mengenai perpajakan. Penyuluhan ini dilakukan karena masih
kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Kedua penyuluhan tersebut
dilaksanakan dengan cara melaksanakan seminar yang diadakan di Desa Sundakerta
dengan sasaran masyarakat desa tersebut. Seminar ini diharapkan mampu
memberikan wawasan/ pengetahuan kepada seluruh masyarakat desa.
2. Observasi
Usaha Masyarakat
Program lainnya yang telah dilaksanakan
dan merupakan program individu yaitu melakukan observasi pada setiap dusun.
Penulis sendiri melakukan observasi di Dusun Sarimukti dan menemukan beberapa
usaha kecil masyarakat selain dari pertanian padi yaitu usaha kecil dalam
penanaman tanaman hortikultura yaitu cabai, kol, dan bawang daun. Adapun usaha
yang telah penulis teliti yaitu usaha dalam pertanian pemberdayaan cabai.
Gambar
: 1.3 Observasi dilapangan
Pertanian cabai ini milik bapak Yaya sudah berjalan
selama 4 tahun serta sudah memiliki pasar sendiri, biasa dijual ke luar kota
yaitu ke Kota Bandung Pasar Caringin. Walaupun belum terbilang usaha yang cukup
besar namun usaha ini mampu menambah penghasilan dan mampu bertahan selama 4 tahun
ini.
3. Program
penunjang
1) Berartisipasi
di lembaga-lembaga pendidikan
Selain dari program yang berfokus pada
ekonomi, program yang dilaksanakan dan sebagai program penunjang yaitu ikut
membantu berpartisipasi di lembaga-lembaga pendidikan yaitu membantu mengajar
di RA. Cijoho dan membantu mengolah data siswa di SDN Cijoho.
Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu
kedua, bertujuan untuk lebih dekat dengan semua lapisan masyarakat. Meski
cakupannya tidak sesuai dengan program studi kami namun kami berusaha untuk
ikut mengambil bagian pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut.
2) Berpartisipasi
dalam penyuluhan mengenai posyandu
Kegiatan ini dilakukan pada minggu
pertama, dan minggu kedua. Berpartisipasi dalam penyuluhan mengenai posyandu
kami lakukan pada saat minggu pertama, dengan tujuan untuk bersilaturahmi
memperkenalkan keberadaan mahasiswa KKN selain itu juga untuk mensosialisasikan
program yang akan dilaksanakan.
Sementara untuk kegiatan posyandu
dilakukan pada minggu pertama, kedua, dan ketiga. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan tujuan bahwa mahasiswa KKN mampu bersosialisasi dengan masyarakat dalam
berbagai bidang kegiatan. Manfaatnya agar mahasiswa lebih dekat dengan
masyarakat.
3) Berpartisipasi
menjadi panitia dalam perlombaan
menyambut HUT RI ke 70.
Kegiatan ini dilakukan bertujuan agar
mahasiswa KKN mampu berperan aktif dalam meramaikan HUT RI ke 70 di Desa
Sundakerta. Kegiatan ini dilakukan pada minggu ketiga sebelum hari kemerdekaan. Mahasiswa KKN diminta untuk menjadi
panitia sekaligus menjadi juri pada berbagai perlombaan yaitu diantaranya lomba
mewarnai, kaligrafi, pidato, adzan, dan perlombaan dalam bidang olahraga.
Gambar : 1.4 Mahasiswa KKN
menjadi juri
Gambar : 1.5 Mahasiwa KKN sambutan dalam 17 Agustus
Dalam sambutan ini saya
mengumumkan tentang pemenang dalam pawai pembangunan, adapun dalam pawai ini
panitia menilai dari pandle, kesenian, dan saran, kritik untuk membangun Desa
itu sendiri. Dalam pawai ini dimenangkan oleh Dusun Sukamukya, karena Dusun
Sukamulya sangat meriah dan sarannya sangat riil untuk Dusunnya itu sendiri.
4) Menjadi
bagian dalam upacara memperingati HUT RI ke 70
Mahasiswa KKN diminta untuk
berpartisipasi dalam pembacaan UUD di upacara
peringatan HUT RI ke 70. Selain itu kami diminta untuk menjadi pelatih dari
paduan suara tersebut. Pelatihan paduan
suara ini dilakukan selama beberapa hari sebelum pelaksanaan upacara hari
kemerdekaan bersama ibu-ibu PKK desa Sundakerta.
Gambar : 1.6
Berpartisipasi saat 17 Agustus
Saat foto bersama dengan panitia dan aparatur Desa Sundakerta,
5) Mengikuti
pengajian rutin di setiap dusun.
Dalam bidang keagamaan kami mengikuti
kegiatan pengajian rutin setiap hari yang diadakan di 5 dusun yaitu Dusun
Cijoho, Sukamulya, Sarimukti, Buniruum, dan Cintamanah.
Gambar : 1.7 Mahasiwa KKN disaat pengajian
Kegiatan ini kami lakukan selain dengan
tujuan bersilaturahmi kepada masyarakat dari setiap dusun, tetapi juga dijadikan
tempat untuk mensosialisasikan program yang akan dilaksanakan di desa
Sundakerta yang tujuannya mensejahterakan perekonomian masyarakat desa
tersebut.
2.5.
Permasalahan
Desa Sundakerta merupakan desa yang
sudah baik dalam pengaturan semua
bidang, namun dibalik semua itu masih ada beberapa kekurangan yang harus
diperbaiki. Berdasarkan hasil observasi dan analisis langsung di lokasi Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Desa Sundakerta, terdapat beberapa permasalahan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1) Bidang
Sosial Sarana dan Prasarana
a
Desa Sundakerta memiliki
sarana dan prasarana yang masih belum lengkap.
b
Sarana dan prasarana di setiap dusun yang kurang
terperhatikan oleh sebagian masyarakat.
2) Bidang
Pertanian
Kurangnya pengetahuan para petani tentang
bagaimana memasarkan hasil pertanian yang baik sehingga hasil yang diperoleh
baik pula
3)
Bidang Pendidikan
Keterbatasan tenaga pengajar di madrasah dan
sekolah SD / TK , serta kurangnya masyarakat dalam bidang pendidikan di usia
dini.
4)
Bidang Kesehatan
Tidak adanya alat transportasi khusus untuk
mengantar warga yang sakit ke puskesmas. Karena jarak dari desa ke puskesmas
cukup jauh, maka saya rasa perlu disiapkan mobil ambulance.
5)
Bidang Ekonomi
Kurangnya pengetahuan sebagian masyarakat Desa
Sundakerta tentang pentingnya berwirausaha dan memenejemen usaha, karena
sebagian besar masyarakat lebih
cenderung bergelut dibidang pertanian dan peternakan hal itu disebabkan memang
karena potensi desa tersebut dalam bidang itu.
BAB
III
PELAKSANAAN DAN HASIL
Dalam
proses pelaksanaan KKNM 2015 Di Desa
Sundakerta Kecamatan Sukahening, saya mendapatkan beberapa permasalahan yang
ditemukan, terutama permasalahan pada para petani cabai di Dusun Sarimukti,
adapun permasalahan yang telah ditemukan adalah sebagai berikut :
A. Hama
dan Penyakit pada daun ,
buah
dan pohon cabai yang selalu mengganggu pada masa pertumbuhan cabai.
1. Hama
tanaman cabai
Serangan
Hama pada tanaman cabai seringkali datang dan memberikan kerugian, baik pada
tahap pertumbuhan bahkan saat tanaman cabai mencapai puncak kematangan atau
siap panen dengan kata lain hama bisa menghancurkan produksi. Oleh karena itu,
pengenalan terhadap daur hidup dan fase-fase berbahaya dari hama harus
diketahui agar pencegahan terhadap serangan hama bisa sedini mungkin. Beberapa
hama yang paling sering menyerang dan menyebabkan kerugian pada cabai adalah sebagai berikut :
a) Ulat
Grayak
Serangan
ulat ini dilakukan bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar, ulat ini
memangsa segala jenis tanaman termasuk cabai. Serangan ulat ini terjadi pada
malam hari dan pada musim kemarau. Efek yang timbul dari hama ini adalah
dilihat dari daun yang berlubang sehingga proses fotosintesis terhambat.
Pengendalian
terhadap hama ini dilakukan dengan cara mengumpulkan telur dan ulat dan
langsung dibunuh, menjaga kebersihan kebun
dari gy=ulma dan sisa-sisa tanaman yang akan menjadi tempat
persembunyian ulat, Disemprot dengan insektisida berbahan aktif. (di Dusun
Sarimukti menggunakan Dipel, Flobac dan Thuricide sebagai Insektisidanya).
b) Kutu
daun
Hama
ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daun , Pucuk, tangkai
bunga dan bagian tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun
melengkung kriting, belang-belang kekuningan, dan akhirnya rontok sehingga
produksi cabai menurun (para petani setempat menyebutnya hama Patek). Kehadiran
kutu daun tidak hanya menjadi Hama, tapi juga merupakan penular (penyebar)
berbagai penyakit virus.
Pengendalian
secara terpadu terhadap hama ini adalah dengan cara menanam tanaman perangkap (trap Crop) di sekeliling kebun cabai,
(kebetulan di Dusun Sarimukti menggunakan Kaboca sebagai tanaman perangkap).
Lalu dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif, seperti
Determethrin, Desis, Hostathion dan Orthene.
c) Lalat
Buah
Lalat
Buah termasuk hama utama bagi tanaman cabai. Berbeda dengan ulat grayak dan
kutu daun, lalat buah menyerang buah cabai. Serangan ini dilakukan dengan cara
meletakan telur di dalam buah cabai dan menetas menjadi ulat (Larva) dan ulat
inilah yang merusak buah cabai. Buah yang terserang tampak bercak-bercak bulat
di permukaan kulit, kemudian berlubang kecil dan membusuk.
Pengendalian
Secara terpadu terhadap hama ini adalah dengan cara penggiliran tanaman yang
bukan tanaman inang lalat buah, mengumpulkan buah cabai yang terserang kemudian
dimusnahkan, serta pemasangan perangkap beracun seperti mutil eugenol atau
disemprot dengan insektisida khusus lalat daun.
2. Penyakit
Tanaman Cabai
Sama
halnya dengan hama, Penyakit pada cabai dapat menyebabkan kerugian berupa
penurunan kuantitas
dan kualitas produk. Oleh karena itu pengendalian penyakit juga perlu
diperhatikan. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu upaya preventif
mencegah penyebaran penyakit.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun
Akademik 2014/2015 pada wilayah Dusun Sarimukti, Desa Sundakerta, Kec.
Sukahening yang telah ditarik kesimpulan
diantaranya:
1.
Diperlukannya peningkatan pemahaman
terhadap hama dan penyakit yang selalu timbul pada pertanian baik itu daun,
batang dan yang lainnya sehingga masyarakat bisa bercocok tanam tanpa ada
hambatan dan yang paling penting cabai yang sekarang kurang diminati menjadi sangat
diminati oleh masyarakat.
2.
Kegiatan Fisik dapat terlaksana
dengan cukup baik, program-program ini dilaksanakan bersama-sama antar
mahasiswa KKN dan masyarakat Desa Sundakerta.
3.
Kegiatan berupa seminar penyuluhan
berjalan dengan lancar, hanya saja memerlukan waktu yang cukup lama mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Target secara
kualitas tercapai, namun secara kuantitas beberapa program masih kurang dari
harapan.
4.
Berdasarkan hasil
penelitian potensi ekonomi yang dapat digali di Desa Sundakerta sebagai modal
untuk menghadapi pasar global diantaranya :
Ø Keberadaan
pengusaha-pengusaha kecil (UKM) yang bergerak dalam bidang produksi merupakan
potensi yang sangat baik untuk pengembangan pembangunan ekonomi di Desa
Sundakerta. Hal ini dapat lebih tertata dengan baik apabila pengusaha-pengusaha
maupun para pedagang menerapkan konsep manajemen dengan baik terutama manajemen
keuangan.
Ø Potensi
dalam bidang pertanian, dimana selain menjadi petani mayoritas kedua adalah
yang bermata pencaharian sebagai peternak. Dengan adanya potensi dalam bidang
pertanian dan peternakan serta lahan yang memadai di Desa Sundakerta ini bisa
menjadikan desa tersebut sebagai desa swasembada pertanian dan peternakan.
4.2
Saran
Untuk memperlancar dan mensukseskan program KKN Tahun Akademik 2014/2015
diperlukan adanya kekompakan antar mahasiswa itu sendiri serta pendekatan
terhadap masyarakat lebih ditingkatkan.
1. Untuk
Mahasiswa
1) Perlu
adanya koordinasi dan kerjasama yang baik antar individu dan kelompok, sehingga
program kerja dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2) Setiap
individu harus mempunyai niat dan tujuan yang baik, rasa ikhlas, tanggung jawab
yang besar, sehingga perlu adanya kesiapan secara fisik, mental, emosional dan
dana yang cukup agar KKN tersebut dapat berjalan dengan lancar dan baik.
3) Mahasiswa
harus dapat mengelola waktu yang dimiliki selama KKN dengan sebaik-baiknya.
2. Untuk
Pemerintahan Desa dan Masyarakat
1)
Menghilangkan persepsi bahwa
mahasiswa KKN adalah sebagai penyandang dana (donatur).
2)
Berpartisipasi akitif dalam
setiap kegiatan yang KKN adakan.
3)
Meningkatkan semangat dalam
mencari ilmu dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun.
No comments:
Post a Comment