Followers

Saturday 2 January 2016

TUGAS LAPORAN FIELDTRIP



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi unggulan Indonesia, karena potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu negara agraris di dunia dan juga merupakan salah satu sumber penambah devisa bagi negara. Selain itu sub sektor pertanian merupakan penghasil utama komoditas ekspor non migas Indonesia. Salah satu sektor pertanian yang telah lama dikenal oleh pasar internasional dan dunia adalah sub sektor perkebunan khususnya tanaman teh yang banyak diminati oleh para negara pengimpor sector perkebunan dunia.
Indonesia merupakan salah satu negara produsen sekaligus eksportir utama teh dunia. PTPN VIII mengelola 24 perkebunan teh di atas tanah produktif seluas 25.905,3 Ha dan merupakan perkebunan yang cukup luas di 6 kabupaten dan diantaranya termasuk perkebunan teh yang terdapat di Rancabali, Kec.Ciwidey, Kab.Bandung, Jawa Barat.
Produksi teh yang dihasilkan senantiasa terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena adanya upaya pengelolaan yang baik oleh PTPN VIII misalnya dalam hal pembudidayaan, cara pemetikan dan pengolahan demi untuk memenuhi permintaan para pembeli. Hal lainnya, adanya keterlibatan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung untuk melakukan penelitian sehingga memberikan kontribusi dalam hal peningkatan produksi dan mutu.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari penulisan laporan kegiatan field trip di Perkebunan dan pabrik teh Rancabali PTPN VIII Kabupaten Bandung adalah :
a)      Bagaimana sejarah perusahaan PTPN VIII ?.
b)      Bagaimana struktur organisasi perusahaan PTPN VIII ?.
c)      Bagaimana proses pengolahan teh di perusahaan  teh PTPN VIII ?.
d)     Apa saja produk yang dihasilkan perusahaan teh PTPN VIII ?.

1.3 Tujuan Laporan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah memenuhi salah satu tugas dari kegiatan Field Trip di Perusahaan teh PTPN VIII yang dilaksanakan pada hari Rabu, Tanggal 12 Desember 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus
a)      Dapat mengetahui tentang sejarah perusahaan PTPN VIII;
b)      Dapat mengetahui tentang struktur organisasi perusahaan PTPN VIII;
c)      Dapat mengetahui tentang proses pengolahan teh di perusahaan teh PTPN VIII;
d)     Dapat mengetahui produk yang dihasilkan perusahaan teh PTPN VIII.

1.4  Manfaat Laporan
Menurut pandangan tim penulis laporan ini bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca mengenai perusahaan PTPN VIII, dan khususnya bagi tim penulis sendiri yang telah mengadakan kunjungan langsung ke perusahaan PTPN VIII.

1.5  Metode Penelitian
1.5.1 Metode Deskriptif
Deskripsi adalah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri.
1.5.2 Studi Literatur
Dalam metode ini penulis menggunakan studi literatur. Kondisi ini disesuaikan dengan penulis pada saat meneliti, yaitu belajar dengan ditambah penelitian-penelitian.

1.5.3 Metode Wawancara
Penulis mengadakan wawancara dengan salah satu pegawai dari Perusahaan PTPN VIII yang berada di Rancabali, Kec.Ciwidey, Kab.Bandung, Jawa Barat.

1.5.4 Studi Kepustakaan
Penulis menggunkan metode studi kepustakaan untuk mendapatkan literatur tinjauan teoritis, baik mengenai sejarah, struktur organisasi perusahaan, proses pengolahan teh,  serta produk yang dihasilkan oleh perusahaan teh PTPN VIII.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Gambaran Umum Perusahaan PTPN VIII
2.1.1 Sejarah Perusahaan
Perusahaan perkebunan milik negara di Jawa Barat dan Banten berasal dari perusahaan perkebunan milik pemerintah Belanda, yang ketika penyerahan kedaulatan secara otomatis menjadi milik pemerintah Republik Indonesia, yang kemudian dikenal dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Lama. Antara tahun 1957 – 1960 dalam rangka nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan perkebunan eks milik swasta Belanda/Asing (antara lain : Inggris, Perancis dan Belgia) dibentuk PPN-Baru cabang Jawa Barat.
Dalam periode 1960 – 1963 terjadi penggabungan perusahaan dalam lingkup PPN-Lama dan PPN-Baru menjadi : PPN Kesatuan Jawa Barat I, PPN Kesatuan Jawa Barat II, PPN Kesatuan Jawa Barat III, PPN Kesatuan Jawa Barat IV dan PPN Kesatuan Jawa Barat V.
Selanjutnya selama periode 1963 – 1968 diadakan reorganisasi dengan tujuan agar pengelolaan perkebunan lebih tepat guna, dibentuk PPN Aneka Tanaman VII, PPN Aneka Tanaman VIII, PPN Aneka Tanaman IX dan PPN Aneka Tanaman X, yang mengelola tanaman teh dan kina, serta PPN Aneka Tanaman XI dan PPN Aneka Tanaman XII yang mengelola tanaman karet. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, pada periode 1968 – 1971, PPN yang ada di Jawa Barat diciutkan menjadi tiga Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) meliputi 68 kebun, yaitu :
Ø  PNP XI berkedudukan di Jakarta (24 perkebunan), meliputi perkebunan-perkebunan eks PPN Aneka Tanaman X, dan PPN Aneka Tanaman XI;
Ø  PNP XII berkedudukan di Bandung (24 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XI, PPN Aneka Tanaman XII, sebagian eks PPN Aneka Tanaman VII, dan PPN Aneka Tanaman VIII;
Ø  PNP XIII berkedudukan di Bandung (20 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XII, eks PPN Aneka Tanaman IX, dan PPN Aneka Tanaman X.
Sejak tahun 1971, PNP XI, PNP XII dan PNP XIII berubah status menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan (Persero). Dalam rangka restrukturisasi BUMN Perkebunan mulai 1 April 1994 sampai dengan tanggal 10 Maret 1996, pengelolaan PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII digabungkan di bawah manajemen PTP Group Jabar.
Selanjutnya sejak tanggal 11 Maret 1996, PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).

3.1.1 Visi dan Misi
a)      Visi     
Visi PTPN VIII adalah “Menjadi Perusahaan Agrobisnis terkemuka dan terpercaya, mengutamakan kepuasan pelanggan dan kepedulian lingkungan dengan didukung oleh SDM yang profesional".
b)      Misi
Misi PTPN VIII adalah:
Ø  Menghasilkan produk teh, karet, kelapa sawit, kina dan kakao bermutu dan ramah lingkungan yang dibutuhkan oleh pasar dan mempunyai nilai tambah tinggi.
Ø  Mengelola perusahaan dengan good management dan strong leadership, memposisikan sumber daya manusia sebagai aset bernilai, serta mengedepankan kesejahteraan karyawan.
Ø  Mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk dapat meraih peluangpeluang pengembangan bisnis secara mandiri maupun bersama mitra strategic.
Ø  Mengedepankan Corporate Social Responsibility (CSR) seiring dengan kemajuan perusahaan.

2.1.3 Nilai-Nilai Luhur
Nilai-nilai luhur merupakan landasan insan PTPN VIII dalam melakukan interaksi dengan pihak-pihak didalam maupun di luar perusahaan. Pesan moral dan etika akan selalu terkandung dalam nilai-nilai luhur tersebut, sehingga menjadi inspirasi pendorong dan acuan bagi setiap insan PTPN VIII dalam berpola pikir dan berpola tindak untuk mewujudkan pengelolaan perusahaan secara sehat dan beretika.
Nilai-nilai luhur itu tertanam dalam budaya perusahaan yaitu WALAGRI JATI UTAMA. Arti harfiah WALAGRI JATI UTAMA adalah sebagai berikut:
Ø  Walagri berasala dari bahasa Sunda yang merupakan bahasa ibu dimana PTPN VIII berdomisili, yang mengandung arti sehat lahir bathin, penuh kesempurnaan, dan penuh semangat.
Ø  JATI, memiliki makna jati diri atau kepribadian yang unggul.
Ø  UTAMA, mengandung makna nomor satu, fokus dan pusat perhatian.
Disamping memiliki arti harfiah, WALAGRI JATI UTAMA juga mengandung makna filosofis bahwa kelima nilai luhur perusahaan tersebut harus menjadi jati diri insan PTPN VIII dalam rangka membentuk pribadi-pribadi yang unggul sehingga dapat menggerakkan aktifitas perusahaan menuju kepada kinerja perusahaan yang sehat.
Adapun pengertian dari masing-masing nilai luhur tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Ø  Takwa adalah terpeliharanya sikap diri untuk tetap taat menjalankan segala perintah Allah dan menjauhkan laranganNya. Takwa merupakan landasan spiritual yang diyakini oleh insan PTPN VIII sebagai nilai luhur yang akan menjadi inspirasi dalam melakukan bisnis maupun operasional perusahaan yang bermoral dan beretika.
Ø  Keteladanan merupakan perbuatan ataupun sikap yang patut ditiru.Sebagai nilai luhur yang diinginkan oleh insan PTPN VIII, suri tauladan dari para pimpinan merupakan contoh efektif yang mudah ditiru oleh para bawahan. Untuk itu setiap atasan hendaknya memberikan contoh sikap perbuatan yang baik, sehingga patut ditiru oleh anak buahnya. Namun demikian keteladanan ini tidak semata-mata hanya dilakukan oleh atasan saja, akan tetapi setiap insan PTPN VIII juga harus dapat memberikan keteladanan juga bagi insan PTPN VIII lainnya.
Ø  Integritas merupakan keterpaduan ataupun keutuhan prinsip moral dan etika yang mencakup kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, tanggung jawab dan obyektivitas yang menjadi landasan bagi insan PTPN VIII dalam melakukan kegiatan ataupun tugas yang diembannya.
Ø  Kerjasama Tim merupakan nilai luhur insan PTPN VIII yang dilandasi dengan sikap keterbukaan dan saling menghormati yang diarahkan kepada tujuan dan kepentingan perusahaan. Nilai luhur kerjasama tim ini menjiwai insan PTPN VIII dalam setiap kegiatan operasional perusahaan.
Ø  Mengutamakan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat terwujud jika para pelanggan terpenuhi kebutuhan dan keinginannya baik melalui produk maupun layanan dari PTPN VIII. Sebagai nilai luhur yang dimiliki oleh insan PTPN VIII, kepuasan pelanggan menjadi faktor yang sangat mendasar bagi PTPN VIII untuk kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itu setiap tindakan yang berkaitan dengan tugas-tugas perusahaan, insan PTPN VIII harus mengutamakan kepuasan pelanggan.

3.1  Struktur Organisasi Perusahaan PTPN VIII
2.2.1 Komisaris
a)      Usman Basjah (Komisaris Utama)
Menjabat Komisaris Utama sejak tahun 2008. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Deputi IV Menko Polkam Bidang Pertahanan Negara dan Komisaris di PT Nindya Karya.
b)      Gunawan (Komisaris)
Menjabat Komisaris sejak tahun 2008. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Produksi PT Perkebunan Nusantara III dan XIV.
c)      Firman Taufick (Komisaris)
Menjabat Komisaris sejak tahun 2008. Sampai dengan saat ini masih menjabat sebagai Senior Advisor Marketing Communication di Bank BRI. Sebelumnya pernah berkarir di PT Kemchick Group, PT ARGILL Indonesia, PT Nestle Indonesia, PT Gobel Dharma Nusantara, PT Media Network Consolidated dan aktif sebagai konsultan.
d)     Musliar Kasim (Komisaris)
Menjabat Komisaris sejak tahun 2012. Sampai dengan saat ini masih menjabat sebagai Wakil Menteri pendidikan Nasional (Mendiknas) Bidang  Pendidikan, juga sebagai Rektor Universitas Andalas. Sebelumnya pernah berkarir sebagai Ketua Majelis Tinggi Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MTRPTN) serta sebagai Wakil Komite Tetap Pengembangan Mutu & Industri Pendidikan, Kadin Indonesia.
e)      Herry Suhardiyanto (Komisaris)
Menjabat Komisaris sejak tahun 2008. Sampai dengan saat ini masih menjabat sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB).


f)       Alirahman (Komisaris)
Menjabat Komisaris sejak tahun 2008. Sebelumnya pernah menjabat di Bapenas, BKN, Sekretariat Negara, Komisaris PT Perkebunan Nusantara XII dan sampai dengan saat ini masih menjabat juga sebagai Direktur Pascasarjana UIEU.

2.2.2 Direksi
Direksi PTPN VIII
a)      Dadi Sunardi (Direktur Utama)
Menjabat Direktur Utama Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : SK-93/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012, dan sebelumnya menjabat sebagai Direktur SDM dan umum di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Periode 2007 – 2012.
b)      Danu Rianto (Direktur Produksi)
Menjabat Direktur Produksi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : SK-93/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012, dan sebelumnya menjabat sebagai Direktur Produksi di PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)
c)      Dikdik Koesnandi Wirasasmita (Direktur SDM dan Umum)
Menjabat Direktur SDM dan Umum Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : SK-93/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012, dan sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero)
d)     Irwan Abdul Rahman Lubis (Direktur Perencanaan dan Pengembangan)
Menjabat Direktur Perencanaan dan Pengembangan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : SK-93/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012

e)      Rahmat Slamet (Direktur Keuangan)
Menjabat Direktur Keuangan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : SK-93/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012, dan sebelumnya menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Penunjang pertanian, Kementerian BUMN.

2.3 Proses Pengolahan Teh
Perusahaan teh PTPN VIII memproduksi berbagai macam teh, diantaranya adalah teh hitam (Black Tea). Pengolahan teh hitam ini menggunakan 2 macam sistem pengolahan yaitu pengolahan ORTHODOX dan pengolahan CTC (Cutting, Tearing, dan Curling).

2.3.1 Pengolahan Orthodox
a)      Tahap Pelayuan
Daun teh segar yang telah dipetik harus melalui tahap pelayuan. Pada tahap ini, daun teh dilayukan dengan melakukan pemanasan agar kadar air yang terkandung berkurang 65-70 persen. Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan udara panas dengan alat yang dinamakan Withering Trough (WT). Hal ini dilakukan agar daun teh dapat digiling dengan baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pelayuan antara lain yaitu suhu, kelembaban udara dan banyaknya udara yang menembus pucuk yang akan dilayukan.
b)      Tahap Penggilingan
 Selanjutnya, daun teh yang telah dilayukan masuk pada tahap penggilingan. Pada tahap ini, daun teh digiling dengan menggunakan mesin giling OTR dengan tujuan untuk memecah sel-sel daun. Pemecahan daun teh disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan pasar. Daun teh ada yang digiling kasar dan ada yang digiling sampai menjadi serbuk.

c)      Proses Oksidasi Enzymatis
Daun teh yang telah digiling disimpan pada tempat atau ruangan khusus yang bersih dan bebas bau. Pada tahap ini, daun teh dibiarkan mengalami oksidasi. Enzim dalam teh akan bekerja dan membentuk warna, rasa, dan aroma teh.
Ketika proses penggilingan telah sempurna, daun teh ditempatkan dalam bak-bak atau diletakkan diatas meja, sehingga enzim-enzim yang ada di dalam daun teh bersentuhan dengan udara dan mulai teroksidasi. Hal inilah yang menghasilkan bau, warna, dan mutu dari teh. Pada proses ini daun teh berubah warna dari hijau, menjadi coklat muda, lalu coklat tua, dan perubahan warna daun ini terjadi pada temperatur 26 derajat.
Tahap ini merupakan tahap kritis dalam menentukan rasa teh, jika oksidasi dibiarkan terlalu lama, rasa akan berubah menjadi seperti busuk.
Proses oksidasi memakan waktu kurang lebih satu setengah sampai 2 jam.
Proses ini dimonitor secara konstan dengan menggunakan termometer berdasarkan pengalaman bertahun-tahun.
Semakin lama teroksidasi, teh menjadi berwarna semakin gelap. Teh hijau tidak mengalami oksidasi atau dalam periode oksidasi yang singkat. Teh Oolong teroksidasi sebagian, dan teh hitam mengalami oksidasi secara penuh.Seringkali tahap ini disamakan dengan fermentasi. Tetapi, fermentasi menggunakan mikroorganisme (bakteri, jamur, ragi, seperti pada roti, bir), yang pada fermentasi teh tidak dilakukan. Fermentasi teh merupakan proses oksidasi kimia.
d)     Tahap Pengeringan,
Untuk menghentikan proses oksidasi, daun teh dilewatkan melalui pengering udara panas dengan menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) & Fluid bed drier.. Proses ini mengurangi total kadar air hingga kira-kira 3% dan menghentikan enzim. Oksidasi dihentikan pada proses ini, dan sekarang daun teh yang sudah kering siap untuk disortir berdasarkan penggolongan kelasnya sebelum pengemasan.
e)      Tahap Sortasi
Teh yang sudah kering kemudian disortir dengan tujuan :
Ø  Memisahkan bubuk teh kering berdasarkan bentuk dan ukuran partikelnya.
Ø  Memperbaiki mutu teh yang dihasilkan dengan menghilangkan benda-benda asing yang bukan daun teh seperti tangkai, serat, pasir, logam dan benda asing lainnya.
f)       Tahap pengemasan
Dalam tahap ini daun teh di kemas sesuai dengan permintaan pasar, diantaranya dikemas menjadi teh celup, teh saring, teh seduh, dll.

2.3.2 Pengolahan CTC (Cutting, Tearing, dan Curling).
a)      Tahap Penyiapan bahan baku
Yaitu bahan baku yang berupa pucuk halus dari hasil pemetikan medium murni, karena pucuk yang halus sangat membantu kelancaran proses penggilingan. Pucuk teh halus ini minimal harus 60% dan utuh.
b)      Tahap Pelayuan
Cara pelayuan pucuk untuk pengolahan teh CTC ini bisa mencapai 32%-35% derajat layu, dan kadar air 65%- 68%. Proses pelayuan membutuhkan waktu 4-6 jam dan masih memerlukan pelayuan bahan kimia, sehingga pelayuan diperpanjang menjadi 12-16 jam.
c)      Tahap Pengayakan pucuk layu
Pengayakan ini sangat berguna dalam pengolahan, yaitu untuk memisahkan pucuk dari berbagai kotoran, seperti pasir krikil dan benda lainnya yang dapat menyebabkan tumpulnya pisau/gigi pada gilingan CTC.
d)     Tahap Penggilingan
Mesin giling CTC mampu menghancurkan daun dengan sempurna, sehingga seluruh sel daunnya pecah, dengan demikian menghasilkan oksidasi enzimatis (fermentasi) senyawa-senyawa polifenol lebih banyak. Penghancuran daun yang merata ini, akan menunjang terjadinya berbagai proses biokimia, antara lain adalah proses oksidasi enzimatis polifenol, perombakan pektin oleh enzim dan perombakan klorofil oleh enzim.
e)      Tahap Fermentasi
Fermentasi bubuk basah memerlukan suhu udara rendah 25ºC dan kelembaban tinggi 90%-100%. Fermentasi pada pengolahan CTC ini dapat memakai fermenting trays, dibeber dilantai atau continous fermenting mechine (CFM). Waktu fermentasi antara 80-85 menit. Hasil fermentasi teh CTC lebih merata, karena bubuk basah lebih kecil dan rata.
f)       Tahap Pengeringan
Pengeringannya dilakukan sampai kadar air pada bahan mencapai 3-5%.
g)      Tahap Sortasi
Sortasi teh kering pada pengolahan CTC lebih sederhana dibandingkan dengan teh hitam orthodox. Keringan teh CTC ukurannya hampir seragam dan serta-serat yang tercampur dengan keringan hanya sedikit. Di samping memisahkan serat dan tangkai, sor tasi kering juga dapat memisahkan partikel-partikel teh yang ukurannya seragam.

2.4 Produk
Hingga semester I-2012 teh yang dihasilkan PTPN VIII mencapai 20.569 ton. Produksi sebanyak itu didapatkan pada kuartal I sebanyak 10.860 ton dan kuartal II-2012 sebanyak 9.709 ton.
Dari total produksi teh PTPN VIII, sebanyak 75%-80% ditujukan untuk ekspor. Beberapa negara tujuan ekspor antara lain Timur Tengah, Asia, Eropa dan Amerika Serikat (AS).Selain pasar ekspor, teh PTPN VIII juga dilelang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan teh dalam negeri. Salah satu perusahaan teh domestik yang menjadi pelanggan PTPN VIII adalah Sari Wangi.
PTPN VIII juga membuat produk sendiri yang dinamakan TEH WALINI yang didistribusikan oleh PT. Atri Distribusindo dan Puskopkar PTPN VIII. Teh Walini terdiri dari beberapa jenis produk berupa teh celup dan teh seduh, yaitu :
a)      Teh Celup Hitam Walini
b)      Teh Celup Lemon Walini
c)      Teh Celup Jahe Walini
d)     Teh Celup Organik Walini
e)      Teh Celup Hijau Jepang
f)       Teh Celup Hitam Walini TB 1
g)      Teh Celup Hitam Walini TB 5
h)      Teh Seduh Hitam Walini
i)        Teh seduh Hijau Walini
Tiap-tiap jenis produk dikemas dalam tiga bentuk kemasan yang berjumlah 1-25 buah dalam satu kemasan. Jenis produk yang menggunakan kemasan Double Chamber yaitu: Teh Celup Hitam Walini, Teh Celup Lemon Walini, Teh Celup Jahe Walini, Teh Celup Organik Walini, Teh Celup Hijau Jepang. Yang menggunakan kemasan Single Chamber adalah: Teh Celup Hitam Walini TB 1 dan Teh Celup Hitam Walini TB 5, sedangkan teh seduh hitam dan hijau Walini menggunakan kemasan teh seduh.
Untuk mengembangkan produk dan pemasaran hilir komoditi teh, PTPN VIII mengembangan produk RTD (Ready to drink) Tea. Produk RTD Tea ini dilabeli dengan brand WALINI diproduksi dalam kemasan botol PET volume 300 ml.
Pada tahun 2009 RTD Tea dalam kemasan botol PET diproduksi sebanyak 6 juta botol ukuran 300 ml. Untuk tahun selanjutnya, produksi RTD Tea akan dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar.
















BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
PTPN VIII merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan, pertanian, dan agrobisnis. PTPN VIII Rancabali bergerak di bidang perkebunan teh, yang menghasilkan berbagai macam produk teh yang  berkualitas dengan brand merek teh Walini. Teh walini ini di produksi dengan menggunakan 2 sistem pengolahan yaitu system OTR dan sistem CTC.
3.2  Saran
Berdasarkan kunjungan dan penelitian yang telah kami lakukan dapat disarankan bahwa :
“Pemerintah dalam hal ini BUMN terutama PTPN VIII sebaiknya dapat berinovasi dan lebih mengembangkan produksi di bidang perkebunan terutama teh, agar dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja dan lebih banyak menghasilkan devisa untuk Negara”.










DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Post a Comment