Followers

Wednesday 6 January 2016

Laporan KKN STIE-LM Suryalaya

BAB I
PENDAHULAN
1.1.   Analisi Pemberdayaan Cabai Merah
Cabai merah (capsicum annuum spp.) merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang sejak lama telah dibudidayakan di Indonesia, karena produk ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, cabai banyak digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan farmasi. Pemasaran cabai dapat dilakukan dalam bentuk segar, kering, bubuk sebagai bahan dasar industri maupun dalam bentuk pasta cabe.
Meskipun harga pasar cabai sering berfluktuasi cukup tajam, namun hal ini tidak menurunkan minat petani dan pengusaha untuk membudidayakannya. Sentra produksi cabai di Desa Sundakerta salah satunya di Dusun Sarimukti, dan mulai dikembangkan di Dusun-dusun yang lainnya seperti Sukamulya. Luas areal panen cabai pada tahun 2013 mencapai 5 Ha dengan produksi 1,5 ton. Data tahun 2014 menunjukkan bahwa pemasaran cabai segar pada tahun tersebut hanya mencapai 1 ton.
Peluang cabai ini telah banyak dimanfaatkan antara lain oleh beberapa pengusaha di Indonesia. Di wilayah ini komoditi cabai dibudidayakan dalam hamparan luas dengan tujuan pasar yang selalu menginginkan. Bisnis ini melibatkan banyak petani setempat di bawah manajemen Gapoktan yang ada di Dusun Sarimukti. Usaha ini terbukti dapat menjadi alternatif bagi pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani setempat di satu sisi dan masuknya modal/investasi dari daerah lain.
Banyak pengharapan dari masyarakat setempat supaya perkebunan cabai ini bisa mendapatkan lebih dari 5 ton perpanen, di samping itu juga masyarakat sejahtera akan kebutuhan ekonomi baik primer ataupun sekunder, dan masyarakat setempat menginginkan pemasaran akan cabai tersebut lebih meluas tidak hanya di daerah Jawa Barat saja karena potensi di Dusun ini sangat berkembang dalam pertanian salah satunya tanaman cabai karena guna akan menunjang pengembangan agribisnis serta melestarikan sumberdaya alam.
1.1.1.       Sejarah Singkat Cabai  Merah
Dalam sejarah dijelaskan bahwa tanaman cabai  ( Capsicum Annuum) berasal dari dunia tropika dan Subtropika benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan. Tanaman ini terus menyebar ke seluruh dunia termasuk kawasan Asia, Seperti Indonesia yang dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis.
Kebutuhan akan cabai  merah Di Indonesia diduga masih dapat ditingkatkan dengan pesat sejalan   dengan   kenaikan   pendapatan    dan   atau   jumlah   penduduk sebagaimana terlihat dari trend permintaan yang cenderung meningkat. Sekalipun ada kecenderungan peningkatan kebutuhan, tetapi permintaan terhadap cabai  merah untuk kebutuhan sehari-hari dapat berfluktuasi, yang disebabkan  karena  tingkat  harga  yang  terjadi  di  pasar  eceran.  Fluktuasi harga yang terjadi di pasar eceran, selain disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sisi permintaan juga disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sisi penawaran.
Umumnya jenis cabai  yang paling banyak ditanam adalah cabai  besar, cabai  keriting, dan cabai  rawit. Dan di Dusun Sarimukti menggunakan cabai  rawit sebagai Garapan perkebunannya. Hal ini didukung oleh keadaan cuaca, iklim, intensitas cahaya matahari dan ketersediaan air yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman cabai.

1.1.2.       Manfaat Tanaman
Seluruh masyarakat dunia mengenal rasa cabai  yang pedas dan mampu menggugah selera. Umumnya, cabai  digunakan sebagai bumbu masakan, sambal, atau produk olahan cabai  lainnya. Bahkan, di sebagian daerah di Indonesia, seperti di Padang, cabai  merupakan bumbu wajib untuk setiap masakan.
Cabai  juga bermanfaat untuk Pengobatan, seperti melancarkan sirkulasi peredaran darah ke jantung yang disebabkan oleh rasa pedas yang meningkatkan suhu tubuh sehingga metabolisme tubuh turut meningkat. Selain itu kandungan utama cabai  (kapsaisin) bisa menumpulkan kepekaan saraf tepi sehingga berfungsi sebagai antialergi. Kapsaisin juga dapat mengeluarkan lendir dari paru-paru. Dengan demikian cabai  dapat membantu menyembuhkan Bronkitis, Influenza, Sinusitis dan Asma.
1.1.3.       Sentra Penanaman
Di daerah Desa Sundakerta mayoritas masyarakatnya mendapatkan pendapatan dengan bertani karena dengan didukungnya cuaca dan keadaan setempat yang memungkinkan bertani adalah salah satu pendapatan paling menguntungkan bagi masyarakat setempat, salah satu bidang pertaniannya yaitu penanaman cabai  merah yang dimiliki oleh Gapoktan Dusun Sarimukti, khususnya oleh Bapak Yaya yang mempunyai lahan seluas sekitar 5 Ha/m2.


1.1.4.       Persiapan Budi Daya
Dalam persiapan ini terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Pemilihan Lokasi Tanam
a.       Tanaman cabai  dapat ditanam pada dataran rendah hingga daerah ketinggian 1.300 meter dpl.
b.      Cabai membutuhkan Iklim yang tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembap.
c.       Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 20-30 celcius dan untuk pembentukan Buah pada 16-25 Celcius.
d.      Tempatnya terbuka agar mendapatkan sinar matahari penuh.
e.       Lahan yang paling baik berupa tanah sawah dan bukan lahan bekas penanaman tanaman lain.
2.      Media Tanam
a.       Tanah yang paling sesuai untuk cabai adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan tanaman cabai yang lebih baik, tanah harus subur dan kaya bahan organik baik unsur makro maupun mikronya.
b.      Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman cabai adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.


1.1.5.       Standar Operasional Prosedut (SOP) Cabai
Keberhasilan  usaha  produksi  cabai  merah  sangat  di tentukan  oleh  aspek teknis budidaya di lapangan. Beberapa hal yang harus di perhatikan dengan baik  dalam  pelaksanaan  teknis  budidaya  tanaman  cabai  merah,  adalah sebagai berikut:
1.      Pemakaian benih cabai merah yang unggul yang tidak terkontaminasi virus.
2.      Ketersediaan  air  yang  cukup  sepanjang  periode  tanam/sepanjang tahun.
3.      Pola tanaman yang baik dan sesuai dengan iklim
4.      Pengolahan  tanah yang di sesuaikan dengan kemiringan  lereng dan arah lereng
5.      Pemberantasan   hama   dan   penyakit   tanaman   cabai   merah   di laksanakan secara teratur sesuai dengan kondisi serangan hama dan penyakit
6.      Cara panen serta penanganan pasca panen cabai merah yang baik dan benar.
Keberhasilan  produksi  cabai  merah  sangat  di  pengaruhi dari  dan ditentukan oleh kualitas benih yang digunakan. Sifat unggul tersebut dicerminkan dan tingginya produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit serta tingkat adaptasi tinggi terhadap perubahan iklim.
Hr  dan  kaya  organik,  pH  tanah  antara  5,0  dan  7,0.  Oleh  karena  itu pengolahan  tanah  yang  baik  dengan  menggunakan  traktor  atau menggunakan cangkul, harus mencapai kedalaman olah tanah sampai dengan gembur antara 25 - 30 cm. Sedapat mungkin berbagai jenis gulma harus bersih dari lahan budidaya Tanah selesai diolah selanjutnya  di buat bedeng-bedeng  yang lebar dan panjangnya di sesuaikan dengan petakan lahan yang ada dengan maksud untuk menjaga tanaman sedimikan rupa sehingga bebas dari genangan air. Bedeng di buat dengan panjang 10 - 12 m, lebar 110 - 120 cm, dan tinggi disesuaikan  dengan  musim  tanam.  Pada musim  penghujan  tinggi bedeng dibuat 40 - 50 cm, sedangkan pada musim kemarau dapat dibuat antara 35 -45 cm dan kaya organik, pH tanah antara 5,0 dan 7,0. Oleh karena itu pengolahan tanah yang baik dengan menggunakan traktor atau menggunakan cangkul, harus  mencapai  kedalaman  olah  tanah  sampai dengan  gembur  antara  25  -  30  cm. Sedapat mungkin berbagai jenis gulma harus bersih dari lahan budidaya.
Penanaman  bibit  cabai  merah  di  lahan  budidaya  di  lakukan  pada  jarak, tanam 70 cm antar barisan dan 60 cm di dalam barisan. Untuk pertanaman produksi cabai merah konsumsi, pembibitan jarak tanam dapat di buat dalam barisan yang lebih rapat lagi. Di antara barisan dibuat garitan sedalam 10 -15 cm, yaitu untuk menyebarkan  pupuk kandang (15 ton/ha) dan pupuk buatan (N, P dan K). Jenis  dan  jumlah  pupuk  anorganik  untuk  tanah  seluas  1 ha yaitu  dapat mencapai sebesar 200 - 250 kg urea, ZA 500 - 600 kg, TSP 400 - 450 kg dan KCl 300 - 350 kg. Setelah pupuk anorganik ditebar ,segera permukaan tanah di tutup dengan menggunakan  plastik perak, hitam yang berfungsi  untuk menghindari hilangnya pupuk akibat sinar matahari dan hujan.

1.1.6.       Pemeliharaan Tanaman Cabai Merah
Upaya pemeliharaan terbilang sangat penting karena pada tahap ini cabai merah sangat rentan akan virus dan penyakit, beberapa upaya pemeliharaan yang dilakukan oleh petani cabai di Dusun Sarimukti adalah sebagai berikut :
1.      Perempelan, yaitu kegiatan membuang tunas-tunas baru yang tumbuh pada batang utama, pada saat tanaman berumur 45 - 50 hari setelah tanam.
2.      Penyulaman, yaitu mengganti bibit yang rusak/mati karena berbagai sebab di lapangan. Jumlah bibit persediaan untuk cadangan berkisar antara 5 - 10 % dari jumlah kebutuhan total kebutuhan.
3.      Pengajiran, merupakan alat bantu yang terbuat dari belahan bambu yang berfungsi  membantu  tegaknya  tanaman  cabai merah. Di buat dengan ukuran panjang 125 - 150 cm, lebar 4 cm dan tebal 2 cm.
4.      Pengaraian, sangat penting terutama setelah bibit di tanam dilapang. Di berikan dengan cara pengairan  intensif sehingga  tanamit seperti Antraknosa (patek) bercak daun, layu bakteri, layu fusarium, penyakit mosaik daun dan lain-lain. Pengendalian dengan cara penyemprotan obat-obatan insektisida dan fungsida tertentu dapat dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 20 hari setelah tanam.
5.      Prasarana,  yaitu  berupa  fasilitas  kebun  seperti  saluran  drainase, selokan dan jalan kebun yang ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan  tanaman  dari  kekeringan  maupun  genangan  yang berkepanjangan.
Kebersihan   lingkungan,   pemeliharaan   kebersihan   sehingga   lokasi pertanaman dapat di bebaskan dari segala benda atau bahan-bahan tanaman yang membusuk.
1.1.7.       Panen  dan Pasca Panen
Adapun kegiatan panen dan pascapanen yang dilakukan oleh petani di Dusun Sarimukti adalah sebagai berikut :
a)      Panen
Umumnya buah cabai merah di petik apabila telah masak penuh, ciri-cirinya seluruh  bagian  buah  berwarna  merah. Di Dusun Sarimukti yang termasuk di dataran tinggi ini panen pada saat tanaman berumur 90 - 100 hari (kurang lebih 3 Bulan) setelah tanam dengan interval panen 3 - 5 hari. Secara umum interval panen buah cabai merah berlangsung selama 1,5- 2 bulan. Produksi puncak panen adalah pada pemanenan hari ke - 30 yang dapat menghasilkan 1 - 1,5 ton untuk sekali panen.
b)      Pasca Panen
Penanganan Pascapanen merupakan pintu terakhir dari Produksi. Penanganan pascapanen yang baik akan mengurangi presentase kerusakan atau kehilangan setelah panen. Buah cabai merah yang di panen tepat masak dan apabila tidak segera di pasarkan akan terus melakukan proses pemasakan, sehingga perlu adanya penempatan khusus. Oleh karena itu hasil produksi  cabai merah  sebaiknya  di tempatkan  pada ruang  yang sejuk, terhindar dari sinar matahari, cukup oksigen dan tidak lembab.
Di Dusun Sarimukti, Penjualan cabai setelah panen dilakukan ke berbagai tempat seperti pasar dan sebagian lagi dikirim ke luar daerah seperti ke daerah Bandung, Ciawi, Rajapolah dan sekitarnya.

1.2.   Perumusan Masalah
Dari hasil yang saya teliti permasalahan yang ada pada tani cabai yang berada di Desa Sundakerta khususnya Dusun Sarimukti adalah :
a.       Hama dan Penyakit pada daun ,buah dan pohon cabai yang selalu mengganggu pada masa pertumbuhan cabai.



1.3.   Tujuan dan Kegunaan
a.       Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan dan manfaat Cabai.
b.      Mengetahui tingkat ekonomi masyarakat.
c.       Mengetahui tingkat SDM masyarakat.
d.      Untuk memupuk dan menumbuh kembangkan kesadaran bermasyarakat untuk berswadaya dan bekerjasama serta bergotong royong dalam berbagai hal antara yang satu dengan yang lainnya.
e.       Merintis kerjasama yang saling menguntungkan antara lembaga Pendidikan Tinggi STIE-LM dengan Pemerintah Daerah Desa Sundakerta (sinergi pemberdayaan potensi-potensi masyarakat) dalam pembangunan masyarakat seutuhnya.
f.       Mahasiswa dapat menyumbangkan pemikiran berdasarkan ilmu keahlian berdasarkan fakultas masing-masing dalam upaya menumbuhkan dan membina kader-kader pembangunan dan pemberdayaan masyarakat binaan.
g.      Sebagai fasilitator dari segala aspirasi yang timbul dari nurani masyarakat yang berkenaan dengan keinginandan harapan mereka.
h.      Agar mahasiswa memperoleh pengalaman (melalui keterlibatan dengan masyarakat binaan secara langsung), dalam menemukan, merumuskan, memecahkan, dan menanggulangi permasalahan pembangunan yang dilaksanakan secara pragmatis dan interdisipliner.




1.4.   Metode yang Digunakan
Adapun metodenya dengan cara mengumpulkan data-data atas permasalahan yang ada di perkebunan, maka saya menggunakan beberapa metode diantaranya sebagai berikut;
1.      Studi Pustaka
Saya menggunakan buku-buku dari literature sebagai landasan teoritis, agar relevan dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
2.      Observasi Lapangan
Penelitian dan meninjau secara langsung terhadap objek yang diteliti. Dengan metode ini saya dapat mengetahui dan mengumpulkan informasi yang akurat sesuai dengan keadaan
Gambar : 1.1. Mahasiswa KKN melakukan observasi kelapangan
                




BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1. Letak dan Luas
Desa Sundakerta merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Sukahening yang memiliki 5 Dusun yang potensial, yaitu : Cintamanah, Cijoho, Sukamulya, Buniruum, dan  Sarimukti. Adapun Visi Misi Desa Sundakerta adalah :
Dengan memperhatikan potensi, permasalahan dan peluang yang dimiliki Desa Sundakerta, maka aspirasi dan dinamika yang berkembang pada masa 5 tahun visi dan misi yang akan kami kedepankan adalah :
1.      Visi Desa Sundakerta
 “Menjadikan Desa Sundakerta yang religius islami, maju dalam pendidikan dan kompetiti dalam bidang pertanian di kabupaten tasikmalaya pada tahun 2017, demi tercapainnya kesejahteraan dan kemandirian Masyarakat.”
2.      Misi Desa Sundakerta
Ø  Mewujudkan pendidikan dengan wajar 9 tahun.
Ø  Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
Ø  Meningkatkan pendidikan dan kerohanian.
Ø  Meningkatkan swasembada pangan dengan mengoptimalkan sarana prasarana pengairan.



          Letak Geografis Desa Sundakerta adalah :
1.      Ketinggian dari pernukaan air laut                     : 700 M DPL
2.      Suhu Udara rata-rata                                          : 21 °C
3.      Batas Wilayah
Ø  Sebelah Utara                                            : Desa Kiarajangkung
Ø  Sebelah Selatan                                         : Desa Sukasetia
Ø  Sebelah Timur                                           : Desa Sukahening
Ø  Sebelah Barat                                            : Kabupaten Garut

4.    Luas wilayah dan penggunaannya
Tabel 1.1 Luas Wilayah dan Penggunaannya
No.
Menurut Penggunaannya
Luas (Ha)
1.
Sawah
85
2.
Darat dan Pekarangan
·         Pemukiman
·         Pekarangan
·         Perkantoran
·         Kuburan

15
45.535
0.8
2
Jumlah
148,335





5.         Jarak dari Kantor Desa ke Pusat Pemerintahan
·      Jarak ke Ibukota Negara                           : 500 Km
·      Jarak ke Ibukota Propinsi                          : 120 Km
·      Jarak ke Ibukota Kabupaten                     : 22 Km
·      Jarak ke Ibukota Kecamatan                     : 3 Km
·      Jarak ke Pasar terdekat                             : 9 Km

6.        Data Kependudukan
1)   Jumlah Penduduk
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk
No
Dusun
Luas Wilayah (Ha)
Jumlah
Jumlah Penduduk Bulan Ini
RT
RW
LK
PR
Jumlah
1
Cintamanah
18,5
4
2
287
281
568
2
Cijoho
16,2
3
1
168
191
359
3
Sukamulya
28,9
4
1
348
371
719
4
Buniruum
95,5
4
2
437
422
859
5
Sarimukti
59,3
5
2
473
476
949
Jumlah
218,4
20
8
1.713
1.741
3.454






2)   Data penduduk berdasarkan kelompok umur
Tabel 1.3 Data penduduk berdasarkan kelompok umur
No
Dusun
0-4 Th
5-12 Th
13-15 Th
16-19 Th
20-24 Th
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
1
Cintamanah
      29
      27
      25
      27
      25
      28
      18
      21
      22
      21
2
Cijoho
      17
      16
      13
      13
      17
      16
      12
      14
      14
      14
3
Sukamulya
      47
      41
      30
      24
      31
      34
      31
      33
      24
      31
4
Buniruum
      48
      39
      35
      38
      34
      38
      34
      28
      46
      38
5
Sarimukti
      57
      54
      40
      44
      40
      38
      41
      35
      49
      43
Jumlah
   198
   177
   143
   146
   147
   154
   136
   131
   155
   147


Nc
Dusun
25-29 Th
30-34 Th
35-39 Th
40-44 Th
45-49 Th
50-54 Th
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
1
Cintamanah
21
21
27
25
20
21
27
23
25
20
24
23
2
Cijoho
16
18
17
19
16
21
13
15
15
17
13
15
3
Sukamulya
25
35
30
32
28
33
19
28
32
26
31
31
4
Buniruum
37
40
36
34
38
36
38
35
36
31
36
34
5
Sarimukti
32
43
38
44
45
43
34
32
35
32
33
36
Jumlah
131
157
148
154
147
154
131
133
143
126
137
139


Nc
Dusun
55-59 Th
60-64 Th
65-69 Th
70-74 Th
>70 Th
Jumlah
Jumlah
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
1
Cintamanah
13
11
6
6
4
4
1
2
-
1
287
281
568
2
Cijoho
4
7
1
4
-
1
-
1
-
-
168
191
359
3
Sukamulya
7
9
5
6
4
3
2
4
2
1
348
371
719
4
Buniruum
7
9
4
9
6
7
2
6
-
-
437
422
859
5
Sarimukti
14
11
9
14
3
4
1
3
2
-
473
476
949
Jumlah
45
47
25
39
17
19
6
16
4
2
1.713
1.741
3.454

3)   Tingkat Pendidikan
Tabel 1.4 Tingkat Pendidikan
No
Dusun
Pendidikan
Tidak/Belum Sekolah
Tidak Tamat SD/sederajat
Tamat Sd/Sederajat
Tamat SMP /sederajat
Tamat SMA /sederajat
Tamat Diploma I/II
Tamat Akademik/ Diploma III
Tamat Akademik/ Strata 1
Tamat Strata II
Tamat Strata III
Jumlah
1
Cintamanah
152
-
145
138
93
-
3
23
-
-
568
2
Cijoho
131
-
125
43
43
-
-
8
-
-
359
3
Sukamulya
113
-
451
69
58
-
-
5
-
-
719
4
Buniruum
478
-
269
58
30
-
-
10
   -
-
859
5
Sarimukti
453
-
342
74
28
-
-
16
-
-
949
Jumlah
1.327
-
1.332
382
252
-
3
62
-
-
3.454

4)   Agama yang Dianut
Tabel 1.5 Agama
Nc
Dusun
Agama
Islam
Kristen
Hindu
Budha
khonghcucu
Kepercayan
Jumlah
1
Cintamanah
568
-
-
-
-
-
568
2
Cijoho
359
-
-
-
-
-
359
3
Sukamulya
716
1
-
-
-
2
716
4
Buniruum
859
-
-
-
-
-
859
5
Sarimukti
949
-
-
-
-
-
949
Jumlah
3.451
1
-
-
-
2
3.454




5)   Mata Pencaharian
Tabel 1.6 Mata Pencaharian
No
Dusun
Mata Pencaharian
PNS / TNI / POLRI
Karyawan
Buruh
Petani / Perkebunan
Peternakan
Nelayan / Perikanan
Wiraswasta
Pelajar / Mahasiswa
Belum / Tidak Bekerja
Lainnya
Jumlah
1
Cintamanah
20
75
144
124
-
-
85
84
36
-
568
2
Cijoho
6
24
122
74
1
-
48
47
37
-
359
3
Sukamulya
6
197
270
84
1
-
25
97
39
-
719
4
Buniruum
12
121
174
322
-
-
75
120
35
-
859
5
Sarimukti
25
149
222
369
1
-
42
94
47
-
949
Jumlah
69
566
932
973
3
-
275
442
194
-
3.454






6)   Kewarganegaraan
Tabel 1.7 Kewarganegaraan
Nc
Dusun
Kewarganegaraan
WNI
WNA
Jumlah
1
Cintamanah
568
-
568
2
Cijoho
359
-
359
3
Sukamulya
719
-
719
4
Buniruum
859
-
859
5
Sarimukti
949
-
949
Jumlah
3.454
-
3.454


2.2. Sistem Pemerintahan/ Kelembagaan Desa
1.      Pemerintah Desa
1)      Kepala Desa, berdasarkan Surat Keputusan  Bupati Tasikmalaya Nomor : 14.1/Kep.254-Pem/2011.
2)      Sekretaris Desa, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tasikmalaya Nomor: 810/Kep.152A/BKPLD/2009.
3)      Perangkat Desa
Ø  Kepala Urusan (KAUR)                    : 4 Orang
Ø  Pelaksana Teknis                               : 2 Orang
Ø  Punduh                                              : 5 Orang
4)      Perangkat lainnya
Ø  Ketua RW                                         : 8 Orang
Ø  Ketua RT                                          : 20 Orang
2.      Badan Permusyawaratan Desa (BPD), berdasarkan Surat Keputusan  Bupati Tasikmalaya Nomor 141.1/Kep.198. A-Pemdes/2006 BPD masa bakti 2011-2016 berjumlah 9 Orang.
3.      LPM                                                                 : 11 Orang
4.      TP PKK                                                            : 18 Orang
5.      MUI                                                                  : 9 Orang
6.      Karang Taruna                                                  : 11 Orang
7.      LINMAS                                                          : 18 Orang
Pemerintahan Desa banjarangsana dipimpin oleh seorang Kepala Desa, dalam menjalankan roda pemerintahannya Kepala Desa dibantu oleh seorang Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur) Pemerintahan, Kaur Ekbang, Kesra, Kaur Keuangan, 5 Kepala Dusun, dan aparat desa yang lainnya. Desa Sundakerta terdiri dari 5 dusun, yaitu :
1.      Dusun Cintamanah, yang dikepalai oleh Bapak E. Tarmaja.
2.      Dusun Cijoho, yang dikepalai oleh Bapak Ikin Sodikin.
3.      Dusun Sukamulya, yang dikepalai oleh Bapak Parid Fahru Nursoba., SP
4.      Dusun Buniruum yang dikepalai oleh Bapak Suherman
5.      Dusun Sarimukti yang dikepalai oleh Bapak Sanju
Setiap Kedusunan dipimpin oleh seorang Kepala Dusun dan dibantu oleh beberapa orang RT dan RW, supaya mempermudah dalam koordinasi dan berinteraksi dengan pemerintah setempat, sehingga bisa tercapai pemerataan pembangunan Infrastruktur, bidang pendidikan, bidang perekonomian, dan bidang kesehatan.
Sumber pendapatan asli daerah yaitu diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
1.    Pancen : Swadaya Masyarakat desa untuk penghasilan Perangkat Desa  disesuaikan dengan  NJOP tanah ( disesuaikan dengan kepemilikan tanah ).
2.    APBDes : Swadaya Masyarakat untuk kegiatan Perangkat Desa, disesuaikan dengan pendapatan dari hasil usaha Masyarakat ( wiraswasta ).
3.    PAD : Pendapatan Asli Desa Bersumber dari Donatur Para Pengusaha, meliputi :
·           Kios – kios asset Desa
·           Pengelolaan Air Minum Perdesaan “ PAMDES “.
4.    DBKPD : Bantuan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
5.    Kinerja : Bantuan Pemerintah Propinsi Jawa Barat.

1.8. Struktur Organisasi Desa Sundakerta
                                              
SEKRETARIS DESA    
yay
yy
KEPALA DESA
Marni Suryandi
BPD

 



KAUR UMUM     Acep Syarif
NANA KURNIA
KAUR KEUANGAN   
ENO SUHARNO
                                                                                                                              


PTD Melaningsih
KASI KESRA      Ridwan Z
KASI EKBANG      Dadi
KASI PEM & TRANTRIB   Diana
                                               
                                                                          

KADUS Sarimukti         Sanju

KADUS Sukamulya         Farid N

KADUS Cintamanah        E. Tarmaja

KADUS Cijoho        Ikin Sodikin

KADUS Buniruum         Suherman

                                                                                                                                                      


2.3. Dinamika Perekonomian Masyarakat Desa
Kegiatan perekonomi desa Sundakerta masih didominasi oleh sektor pertanian. Mengingat wilayah desa yang didominasi oleh areal persawahan yaitu seluas 85 ha. Hal ini didukung pula dengan berdirinya kelompok-kelompok usaha tani di setiap dusun yang bertujuan untuk membantu mempermudah para petani dalam mengelola mata pencaharian mereka.
Salah satu kelompok usaha tani yang berjalan dengan baik yaitu Lumbung Pangan Dusun Sukamulya yang diketuai oleh Bapak Parid Fahru Nursoba., Sp. Kelompok ini mampu terkelola dengan baik karena ketuanya yang merupakan sarjana pertanian sekaligus sebagai kepala dusun Sukamulya. Adanya Lumbung Pangan ini telah berpengaruh baik terhadap perkembangan perekonomian di dusun tersebut karena memang mayoritas masyarakat dusun Sukamulya masuk dalam kelompok usaha tani tersebut.
Namun demikian tingkat pendapatan masyarakat secara umum belum sepenuhnya mencukupi karena harga barang tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat mereka serta masih minimnya bekal keterampilan yang lain,upah buruh yang masih kecil serta masih mahalnya barang-barang kebutuhan sembako. Meskipun secara global hal tersebut juga terjadi dimana-mana.
Potensi perekonomian lainnya selain dari pertanian padi pun masih ada yaitu dari tanaman hortikultura berupa cabai, kol, sawi, bawang daun, dan lain sebagainya. Bahkan tidak dapat dipungkiri apabila sedang langkanya tanaman hortikultura salah satunya cabai ini dipasaran pendapatan yang diperoleh jauh lebih besar dari pendapatan dari tanaman padi.
Selain dalam bidang pertanian dan perkebunan kegiatan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa juga dari bidang peternakan dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dikelola oleh warga masyarakat sekitar. Dalam bidang peternakan disetiap dusun ada saja warga yang berternak ayam, domba sayur, dan domba garut. Selain itu juga dalam bidang UKM banyak warga masyarakat desa Sundakerta khususnya ibu-ibu memilih untuk membuka usaha kecil  rumahan yaitu dengan membuat makanan-makanan olahan  seperti kue-kue kering, keripik, dan sebagainya kegiatan itu dilakukan bertujuan untuk menambah penghasilan.

2.4. Perumusan Program Kerja
Pelaksanaan  program-program kerja baik itu program kerja kelompok maupun program kerja individu  yang sudah dirancang dan direncanakan pada waktu observasi telah dilaksanakan dengan hasil yang cukup memuaskan. Program kerja tersebut dibentuk sesuai dengan hasil survei ketempat lokasi dengan melihat, dan memperhatikan serta meminta masukan, saran dan berbagai pertimbangan dari kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat dan warga Desa Sundakerta serta teman- teman kelompok sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Sebelum melaksanakan program KKN terlebih dahulu diadakan pembekalan materi kuliah kerja nyata yang diselenggarakan oleh panitia kuliah kerja nyata (KKN) STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang bagaiamana caranya bermasarakat khususnya dilokasi masing-masing yang telah ditentukan oleh panitia sehingga mahasiswa lebih dapat mempersiapkan diri. Pembekalan kuliah kerja nyata (KKN) ini dilaksanakan di Gedung Tarminah Bakti, pada tanggal 23 Juli 2015 yang wajib di ikuti oleh seluruh mahasiswa STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya yang sudah terdaftar sebagai peserta Kuliah kerja Nyata (KKN). Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) STIE-LM Suryalaya tahun 2015 di laksanakan di Desa Sundakerta yang di mulai dari tanggal 25 Juli sampai dengan 26 Agustus 2015.
Penyambutan  pelaksanaan KKN di laksanakan di kantor Kecamatan Sukahening yang di sambut langsung oleh aparatur pemerintahan kecamatan. Dengan melakukan kunjungan dan silaturrahmi ke aparatur desaSundakerta. Mahasiswa yang diserahkan kepada  kepala Desa Sundakerta Kecamatan Sukahening berjumlah 11 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.
Pada minggu pertama dilakukan silaturahmi ke setiap dusun serta melakukan sosialisasi program yang akan dilaksanakan. Silaturahmi ini dilakukan dengan mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat setiap dusun. Soialisasi dan silaturahmi ini dilakukan dengan tujuan memperkenalkan mahasiswa KKN beserta program yang akan dilaksanakan.
Minggu kedua dilakukan penjajakan program awal seperti perkenalan profil desa, pengajian mingguan di tiap dusun, senam, dan terus melakukan sosialisasi dan silaturahmi  ke setiap dusun dimana kami menemui kepala dusun, RT, dan RW. selain itu kami menjalankan program pendukung seperti program kesehatan dengan membantu ibu-ibu PKK dalam kegiatan posyandu, pada program pendidikan kami melakukan pendekatan kepada lembaga pendidikan yaitu SD dan TK namun bukan untuk mengajar melainkan membantu memenejemen pekerjaan yang ada di lembaga pendidikan tersebut, dan dalam bidang keagamaan mengikuti pengajian rutin di setiap dusun.
Minggu ke tiga kami melaksanakan  program kelompok yakni melaksanakan seminar penyuluhan  bertema Menggali Potensi Perekonomian Masyarakat dan PBB, PPN, dan PPH. Seminar ini dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat desa Sundakerta menyadari bahwa potensi yang dimiliki desa begitu banyak maka dari itu diharapkan mampu mengolahnya dengan baik agar lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain mengadakan seminar, kami juga berpartisipasi dalam lomba yang diadakan oleh karang taruna dalam menyambut HUT RI ke 70.
Minggu ke empat kami meaksanakan silaturahmi ke setiap dusun, ke lembaga-lembaga pendidikan, dan melaksanakan penutupan kegiatan KKN.
Secara lebih jelasnya program yang telah terlaksana yaitu :
1.      Program kelompok melakukan seminar penyuluhan dengan tema “Menggali Potensi  Perekonomian Masyarakat  dan PBB, PPN, dan PPH.
Penyuluhan ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2015 atau minggu ketiga. Penyuluhan ini dilakukan karena dilihat dari potensi yang dimiliki oleh desa yaitu memiliki pesawahan yang luasnya sekitar 82 ha maka tentu saja mayoritas warga desa Sundakerta ini berprofesi sebagai petani. Hal itu terbukti dengan berdirinya
beberapa Kelompok Usaha Tani salah satunya yaitu Lumbung Pangan yang berada di Dusun Sukamulya diketuai oleh kepala dusunnya sendiri yang memang merupakan orang yang ahli dalam bidang pertanian maka dari itu lumbung pangan tersebut dapat dikatakan mampu berjalan dengan baik. Lumbung pangan tersebut memiliki anggota dari 69 kepala keluarga. Jadi dari satu kepala keluarga bisa sampai seluruh orang dalam keluaga tersebut ikut serta menjadi anggota kelompok tani.
Apabila dihitung hampir seluruh warga dusun Sukamulya masuk menjadi anggota lumbung pangan tersebut. Lumbung pangan tersebut berdiri dengan tujuan membantu para masyarakat desa yang berprofesi sebagai petani dengan memberikan bantuan alat pertanian seperti traktor, menampung hasil tani dari masyarakat yang bisa dijual kepada masyarakat lain, menjual perlengkapan pertanian seperti pupuk dengan harga yang rendah kepada anggota kelompok tani tersebut. Pada intinya adanya kelompok usaha tani tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani di daerah tersebut.
Gambar : 1.2 Mahasiswa sedang sambutan dalam penyuluhan
Penyuluhan lainnya yang telah dilakukan yaitu penyuluhan mengenai perpajakan. Penyuluhan ini dilakukan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Kedua penyuluhan tersebut dilaksanakan dengan cara melaksanakan seminar yang diadakan di Desa Sundakerta dengan sasaran masyarakat desa tersebut. Seminar ini diharapkan mampu memberikan wawasan/ pengetahuan kepada seluruh masyarakat desa.
2.      Observasi Usaha Masyarakat
Program lainnya yang telah dilaksanakan dan merupakan program individu yaitu melakukan observasi pada setiap dusun. Penulis sendiri melakukan observasi di Dusun Sarimukti dan menemukan beberapa usaha kecil masyarakat selain dari pertanian padi yaitu usaha kecil dalam penanaman tanaman hortikultura yaitu cabai, kol, dan bawang daun. Adapun usaha yang telah penulis teliti yaitu usaha dalam pertanian pemberdayaan cabai.

Gambar : 1.3 Observasi dilapangan
Pertanian cabai ini milik bapak Yaya sudah berjalan selama 4 tahun serta sudah memiliki pasar sendiri, biasa dijual ke luar kota yaitu ke Kota Bandung Pasar Caringin. Walaupun belum terbilang usaha yang cukup besar namun usaha ini mampu menambah penghasilan dan mampu bertahan selama 4 tahun ini.
3.      Program penunjang
1)      Berartisipasi di lembaga-lembaga pendidikan
Selain dari program yang berfokus pada ekonomi, program yang dilaksanakan dan sebagai program penunjang yaitu ikut membantu berpartisipasi di lembaga-lembaga pendidikan yaitu membantu mengajar di RA. Cijoho dan membantu mengolah data siswa di SDN Cijoho.
Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu kedua, bertujuan untuk lebih dekat dengan semua lapisan masyarakat. Meski cakupannya tidak sesuai dengan program studi kami namun kami berusaha untuk ikut mengambil bagian pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut.
2)      Berpartisipasi dalam penyuluhan mengenai posyandu
Kegiatan ini dilakukan pada minggu pertama, dan minggu kedua. Berpartisipasi dalam penyuluhan mengenai posyandu kami lakukan pada saat minggu pertama, dengan tujuan untuk bersilaturahmi memperkenalkan keberadaan mahasiswa KKN selain itu juga untuk mensosialisasikan program yang akan dilaksanakan.
Sementara untuk kegiatan posyandu dilakukan pada minggu pertama, kedua, dan ketiga. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan bahwa mahasiswa KKN mampu bersosialisasi dengan masyarakat dalam berbagai bidang kegiatan. Manfaatnya agar mahasiswa lebih dekat dengan masyarakat.
3)      Berpartisipasi menjadi panitia dalam perlombaan  menyambut HUT RI ke 70.
Kegiatan ini dilakukan bertujuan agar mahasiswa KKN mampu berperan aktif dalam meramaikan HUT RI ke 70 di Desa Sundakerta. Kegiatan ini dilakukan pada minggu ketiga sebelum hari  kemerdekaan. Mahasiswa KKN diminta untuk menjadi panitia sekaligus menjadi juri pada berbagai perlombaan yaitu diantaranya lomba mewarnai, kaligrafi, pidato, adzan, dan perlombaan dalam bidang olahraga.






Gambar : 1.4 Mahasiswa KKN menjadi juri
                 
            Gambar : 1.5 Mahasiwa KKN sambutan dalam 17 Agustus
           
Dalam sambutan ini saya mengumumkan tentang pemenang dalam pawai pembangunan, adapun dalam pawai ini panitia menilai dari pandle, kesenian, dan saran, kritik untuk membangun Desa itu sendiri. Dalam pawai ini dimenangkan oleh Dusun Sukamukya, karena Dusun Sukamulya sangat meriah dan sarannya sangat riil untuk Dusunnya itu sendiri.
           
4)      Menjadi bagian dalam upacara memperingati HUT RI ke 70
Mahasiswa KKN diminta untuk berpartisipasi dalam pembacaan UUD  di upacara peringatan HUT RI ke 70. Selain itu kami diminta untuk menjadi pelatih dari paduan suara tersebut.  Pelatihan paduan suara ini dilakukan selama beberapa hari sebelum pelaksanaan upacara hari kemerdekaan bersama ibu-ibu PKK desa Sundakerta.
                  Gambar : 1.6 Berpartisipasi saat 17 Agustus
                 
                 Saat foto bersama dengan panitia dan aparatur Desa Sundakerta,
5)      Mengikuti pengajian rutin di setiap dusun.
Dalam bidang keagamaan kami mengikuti kegiatan pengajian rutin setiap hari yang diadakan di 5 dusun yaitu Dusun Cijoho, Sukamulya, Sarimukti, Buniruum, dan Cintamanah.
                   Gambar : 1.7 Mahasiwa KKN disaat pengajian
                  
Kegiatan ini kami lakukan selain dengan tujuan bersilaturahmi kepada masyarakat dari setiap dusun, tetapi juga dijadikan tempat untuk mensosialisasikan program yang akan dilaksanakan di desa Sundakerta yang tujuannya mensejahterakan perekonomian masyarakat desa tersebut.

2.5. Permasalahan
Desa Sundakerta merupakan desa yang sudah baik dalam  pengaturan semua bidang, namun dibalik semua itu masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki. Berdasarkan hasil observasi dan analisis langsung di lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa Sundakerta, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1)   Bidang Sosial Sarana dan Prasarana
a         Desa Sundakerta memiliki sarana dan prasarana yang masih belum lengkap.
b        Sarana dan  prasarana di setiap dusun yang kurang terperhatikan oleh sebagian masyarakat.
2)   Bidang Pertanian
Kurangnya pengetahuan para petani tentang bagaimana memasarkan hasil pertanian yang baik sehingga hasil yang diperoleh baik pula
3)   Bidang Pendidikan
Keterbatasan tenaga pengajar di madrasah dan sekolah SD / TK , serta kurangnya masyarakat dalam bidang pendidikan di usia dini.
4)   Bidang Kesehatan
Tidak adanya alat transportasi khusus untuk mengantar warga yang sakit ke puskesmas. Karena jarak dari desa ke puskesmas cukup jauh, maka saya rasa perlu disiapkan mobil ambulance.
5)   Bidang Ekonomi
Kurangnya pengetahuan sebagian masyarakat Desa Sundakerta tentang pentingnya berwirausaha dan memenejemen usaha, karena sebagian besar masyarakat  lebih cenderung bergelut dibidang pertanian dan peternakan hal itu disebabkan memang karena potensi desa tersebut dalam bidang itu.
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL
Dalam proses pelaksanaan KKNM 2015 Di Desa Sundakerta Kecamatan Sukahening, saya mendapatkan beberapa permasalahan yang ditemukan, terutama permasalahan pada para petani cabai di Dusun Sarimukti, adapun permasalahan yang telah ditemukan adalah sebagai berikut :
A.    Hama dan Penyakit pada daun , buah dan pohon cabai yang selalu mengganggu pada masa pertumbuhan cabai.
1.      Hama tanaman cabai
Serangan Hama pada tanaman cabai seringkali datang dan memberikan kerugian, baik pada tahap pertumbuhan bahkan saat tanaman cabai mencapai puncak kematangan atau siap panen dengan kata lain hama bisa menghancurkan produksi. Oleh karena itu, pengenalan terhadap daur hidup dan fase-fase berbahaya dari hama harus diketahui agar pencegahan terhadap serangan hama bisa sedini mungkin. Beberapa hama yang paling sering menyerang dan menyebabkan kerugian pada cabai adalah  sebagai berikut :
a)      Ulat Grayak
Serangan ulat ini dilakukan bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar, ulat ini memangsa segala jenis tanaman termasuk cabai. Serangan ulat ini terjadi pada malam hari dan pada musim kemarau. Efek yang timbul dari hama ini adalah dilihat dari daun yang berlubang sehingga proses fotosintesis terhambat.
Pengendalian terhadap hama ini dilakukan dengan cara mengumpulkan telur dan ulat dan langsung dibunuh, menjaga kebersihan kebun  dari gy=ulma dan sisa-sisa tanaman yang akan menjadi tempat persembunyian ulat, Disemprot dengan insektisida berbahan aktif. (di Dusun Sarimukti menggunakan Dipel, Flobac dan Thuricide sebagai Insektisidanya).
b)      Kutu daun
Hama ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daun , Pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung kriting, belang-belang kekuningan, dan akhirnya rontok sehingga produksi cabai menurun (para petani setempat menyebutnya hama Patek). Kehadiran kutu daun tidak hanya menjadi Hama, tapi juga merupakan penular (penyebar) berbagai penyakit virus.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini adalah dengan cara menanam tanaman perangkap (trap Crop) di sekeliling kebun cabai, (kebetulan di Dusun Sarimukti menggunakan Kaboca sebagai tanaman perangkap). Lalu dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif, seperti Determethrin, Desis, Hostathion dan Orthene.
c)      Lalat Buah
Lalat Buah termasuk hama utama bagi tanaman cabai. Berbeda dengan ulat grayak dan kutu daun, lalat buah menyerang buah cabai. Serangan ini dilakukan dengan cara meletakan telur di dalam buah cabai dan menetas menjadi ulat (Larva) dan ulat inilah yang merusak buah cabai. Buah yang terserang tampak bercak-bercak bulat di permukaan kulit, kemudian berlubang kecil dan membusuk.
Pengendalian Secara terpadu terhadap hama ini adalah dengan cara penggiliran tanaman yang bukan tanaman inang lalat buah, mengumpulkan buah cabai yang terserang kemudian dimusnahkan, serta pemasangan perangkap beracun seperti mutil eugenol atau disemprot dengan insektisida khusus lalat daun.
2.      Penyakit Tanaman Cabai
Sama halnya dengan hama, Penyakit pada cabai dapat menyebabkan kerugian berupa penurunan kuantitas dan kualitas produk. Oleh karena itu pengendalian penyakit juga perlu diperhatikan. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu upaya preventif mencegah penyebaran penyakit.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun Akademik 2014/2015 pada wilayah Dusun Sarimukti, Desa Sundakerta, Kec. Sukahening yang telah ditarik kesimpulan diantaranya:
1.      Diperlukannya peningkatan pemahaman terhadap hama dan penyakit yang selalu timbul pada pertanian baik itu daun, batang dan yang lainnya sehingga masyarakat bisa bercocok tanam tanpa ada hambatan dan yang paling penting cabai  yang sekarang kurang diminati menjadi sangat diminati oleh masyarakat.
2.      Kegiatan Fisik dapat terlaksana dengan cukup baik, program-program ini dilaksanakan bersama-sama antar mahasiswa KKN dan masyarakat Desa Sundakerta.
3.      Kegiatan berupa seminar penyuluhan berjalan dengan lancar, hanya saja memerlukan waktu yang cukup lama mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Target secara kualitas tercapai, namun secara kuantitas beberapa program masih kurang dari harapan.
4.      Berdasarkan hasil penelitian potensi ekonomi yang dapat digali di Desa Sundakerta sebagai modal untuk menghadapi pasar global diantaranya :
Ø  Keberadaan pengusaha-pengusaha kecil (UKM) yang bergerak dalam bidang produksi merupakan potensi yang sangat baik untuk pengembangan pembangunan ekonomi di Desa Sundakerta. Hal ini dapat lebih tertata dengan baik apabila pengusaha-pengusaha maupun para pedagang menerapkan konsep manajemen dengan baik terutama manajemen keuangan.
Ø  Potensi dalam bidang pertanian, dimana selain menjadi petani mayoritas kedua adalah yang bermata pencaharian sebagai peternak. Dengan adanya potensi dalam bidang pertanian dan peternakan serta lahan yang memadai di Desa Sundakerta ini bisa menjadikan desa tersebut sebagai desa swasembada pertanian dan peternakan.

4.2  Saran
Untuk memperlancar dan mensukseskan program KKN Tahun Akademik 2014/2015 diperlukan adanya kekompakan antar mahasiswa itu sendiri serta pendekatan terhadap masyarakat lebih ditingkatkan.
                              1.  Untuk Mahasiswa
1)      Perlu adanya koordinasi dan kerjasama yang baik antar individu dan kelompok, sehingga program kerja dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2)      Setiap individu harus mempunyai niat dan tujuan yang baik, rasa ikhlas, tanggung jawab yang besar, sehingga perlu adanya kesiapan secara fisik, mental, emosional dan dana yang cukup agar KKN tersebut dapat berjalan dengan lancar dan baik.
3)      Mahasiswa harus dapat mengelola waktu yang dimiliki selama KKN dengan sebaik-baiknya.
                              2.  Untuk Pemerintahan Desa dan Masyarakat
1)        Menghilangkan persepsi bahwa mahasiswa KKN adalah sebagai penyandang dana (donatur).
2)        Berpartisipasi akitif dalam setiap kegiatan yang KKN adakan.
3)        Meningkatkan semangat dalam mencari ilmu dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun.


No comments:

Post a Comment